Kita patut bersyukur, sekarang ini media Islam telah banyak menyebar di jagad maya. Inisiatif dari berbagai pihak untuk membuat sebuah platform website merupakan suatu langkah yang tepat. Hal ini guna menandingi komodifikasi konten-konten yang sarat unsur negatif oleh kelompok-kelompok tertentu.
Dalam banyaknya media Islam di dunia digital, setiap website memberi warna dengan membawa standpoint yang berbeda-beda. Ada yang konsentrasi pada gender, syariat, kebudayaan, wacana Islam santun, dan lain sebagainya. Dari banyaknya media tersebut, platform duniasantri.co. memiliki distingsinya sendiri.
Ketika dianalisis secara mendalam, memang betul, duniasantri mengusung tema diskursus kepesantrenan. Para kaum sarungan diberi ruang untuk mengeksplor minat dan bakatnya dalam dunia kepenulisan. Penandaan ini ditengarai supaya para santri mencurahkan ilmu yang telah diperoleh hasil tarbiyah, ta’lim dari para kiai.
Para santri maupun alumni pesantren, secara tersirat diarahkan supaya mentransmisikan ilmu berdasarkan penelaahan dari kacamata berbagai ulama dan cendekiawan. Mereka mengeksplor tulisan hasil bentuk penerungan, penelaahan. Tentu ini merupakan ikhtiar untuk menghindarkan diri dari sikap kitmanul ‘ilmi (menyembunyikan ilmu).
Dalam beberapa hadis, telah disampaikan bahwa jika mengetahui suatu ilmu lalu menyembunyikannya termasuk dosa besar. Hal ini juga diperjelas dalam firman Allah Swt yang artinya “Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Qur’an), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat” (baca: Q.S Al-Baqarah ayat 159).
Nah, dalam hal ini, posisi duniasantri.co menjadi jembatan bagi para santri untuk memaklumatkan dirinya, sehingga mampu berdialektika secara ilmiah dalam sebuah pertukaran gagasan. Para santri terjun secara aktif, produktif, serta progresif dalam panggung orkestra jagad maya yang penuh dengan keriuhan. Mereka kemudian melahirkan sebuah narasi tandingan positif sebagai antitesis dari segala informasi negatif yang telah dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.