Pondok Pesantren Fauzan merupakan salah satu pesantren terbesar di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Terletak di Kompleks Pesantren Fauzan Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Garut, pesantren ini didirikan sekitar tahun 1850 M. Bahkan mungkin lebih silam lagi jika melihat jejak-jejak perjuangan leluhurnya. Tak heran, jika Pesantren Fauzan termasuk pada daftar pesantren tua di Nusantara hingga diberikan penghargaan ketika Perayaan 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) belum lama ini.
Syekh Muhammad Adzro’i (w.1918 M) yang merupakan penerus Pesantren Fauzan adalah generasi ketiga, dan merupakan ulama sohor pertengahan abad ke-19 M. Beberapa muridnya yang terkenal adalah KH Ahmad Syathibi Al-Qonturi atau yang terkenal dengan nama Mama Gentur, Syekh Umar Bashri (putra dari Syekh Muhammad Adzro’i), dan KH Muhammad Rusdi Haurkoneng Garut.
Setelah kepemimpinannya diteruskan oleh Syekh Umar Bashri, Pondok Pesantren Fauzan semakin banyak santri hingga melahirkan sekitar 500 santri yang mayoritas menjadi ulama besar dan pendiri-pendiri pesantren yang tersebar di berbagai daerah Pasundan. Di antaranya adalah KH Muhammad Yusuf Galumpit, KH Syarifuddin Tasikmalaya, KH Syathibi Sumedang, KH Mukhtar Cianjur, KH Eumed Ahmad Cimasuk, KH Badruddin Kudang, KH Muhammad Burhan Cijawura Bandung, dan KH Masykur, Menteri Agama 1947-1949. Alumni lainnya juga menjadi kiai dan tokoh agama di daerahnya masing-masing.
Di era penjajahan, Pesantren Fauzan juga ikut ambil bagian dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan membuat pasukan Daf’ussial. Sekitar 40.000 anggota dikerahkan untuk melawan pasukan Belanda dan Jepang di bawah pimpinan KH Muhammad Ishaq atau Aceng Sasa, yang merupakan putra dari Syekh Umar Bashri. Tak hanya perang fisik, Pesantren Fauzan juga menggunakan amalan-amalan berupa zikir dan doa dalam menjaga pesantren dari Pasukan Belanda dan Jepang, hingga akhirnya pasukan Belanda dan Jepang tidak bisa mengganggu kegiatan di pesantren. Bahkan, dua prajurit Jepang justru masuk Islam dan menjadi santri di Pesantren Fauzan.
Pada masa kepemimpinan KH. Muhammad, yang merupakan putra ketiga dari Syekh Umar Bahsri, sekitar tahun 1964 Pesantren Fauzan bergabung dengan NU. Berawal dari sinilah Pesantren Fauzan dekat dengan Gus Dur dan menjadi pendukung setia Gus Dur sampai sekarang. Pesantren Fauzan juga dekat dengan ulama-ulama berpengaruh dan memegang peran penting di organisasi NU.