Sastra pesantren akhir-akhir ini sangat nge–hit lantaran hadirnya beberapa novel berlatar belakang pesantren dan/atau santri. Sastra pesantren menjadi oase tersendiri di balik derasnya novel karya penulis yang jarang menggunakan latar/tempat pesantren, seperti karya Tere Liye, Andrea Hirata, Pidi Baiq, Dee Lestari, Boy Candra, dan sederet novelis lain. Sehingga, sastra pesantren tetap menjadi primadona para santri dalam mengisi waktu kosong sambari tetap melanjutkan aktivitas hafalan nadhom di pesantren.
Tak ayal, hadirnya novel dengan latar belakang pondok mampu menjadi bom yang siap meledak di pasaran. Terbukti, salah satu karya sastra berbentuk novel dengan latar belakang demikian menempati rating terbanyak dibaca di kalangan santri, seperti Novel Hati Suhita, karya Mbak Khilma Anis. Kondisi tersebut bertambah semarak lantaran sang penulis, Khilma Anis, mengadakan bedah buku di beberapa pesantren di Indonesia. Khilma Anis sendiri sejak kecil dibesarkan di lingkungan pesantren, yaitu Pondok Pesantren Annur, Keselir, Wuluhan, Jember, Jawa Timur.
Hati Suhita merupakan salah satu karya sastra Ning Khilma Anis yang menarasikan perempuan dengan setting pesantren. Novel tersebut menggiring pembaca kepada kemegahan bangunan pesantren dengan menarik pembaca larut dalam hiruk-pikuk domestifikasi rumah tangga. Ia juga berkisah tentang bagaimana relasi pesantren dengan dunia luar yang dipotret secara apik melalui hadirnya aktifis perempuan, Rengganis. Novel ini lebih tepatnya membicarakan kekuatan cinta yang dilegitimasi takdir, relasi laki-laki dengan perempuan yang melatarbelakanginya, pesantren dengan transformasi pengembangannya, kepopuleran darah ningrat, ketampanan, kekayaan, dan mudahnya akses diperoleh laki-laki yang bernama Abu Raihan Al Biruni.
Pesan tersirat yang disampaikan Ning Khilma Anis di novel Hati Suhita adalah bagaimana seharusnya konsep cinta yang dirasakan Gus Birru dalam menjalani bahtera rumah tangga berjalan dengan penuh kasih. Cinta sangat memusuhi ambisi, melawan kekuasaan, dan tidak peduli dengan status apa pun yang melekat.