IBU
: Kitab Suci Kedua
Di matanya sungai mengalir
Sangat bersih berwarna putih
Jika seseorang mereguk seteguk airnya
Niscaya benih pohon khuld kembali tumbuh
Berbuah, siapa pun boleh memakannya
Tak ada larangan atau pengecualian, sebab murka
dan surga lebih dulu berada di kedua telapak kakinya.
Di tangannya terangkum
Seluruh mukjizat
Jika seseorang menciumnya sekali
Niscaya dosa-dosa menjadi bunga
Berisi madu, siapa pun harus melakukan
Agar teka-teki nasib terbelah seperti laut merah
dan pertemuan itu sudah dipastikan.
Di dalam hatinya terbentang sutra
Sangat lembut begitu nyaman
Jika seseorang masuk barang sebentar
Niscaya segala sedih-luka sembuh
dan segala kusut terurai.
Ialah kitab suci kedua
Yang harus selalu dibaca
dan dijaga.
Tulungagung, 2023.
PESAN BAPAK
Apa sejatinya kekayaan itu, anakku
Sepetak ruang, berpintu anyam bambu
Tidur beralas lembaran sarung
Rajin bekerja, menabung waktu dan linu di punggung
Supaya kita bisa menjauh
Dari kesedihan, luka dan tangis yang membeku
Bapak dan ibu, selalu begitu, meski di depanmu
Raut wajahku dan Ibu harus selalu jadi pagi dan subuh.
Tulungagung, 2023.
PESAN KIAI
/I/
Tuhan mencipta sepasang lengan kita
Ialah agar senantiasa belajar dan terbiasa
: kuat dan erat
Memeluk rasa cukup.
/II/
Bahkan jauhnya perjalanan
Takkan bisa menjamin nasib mulia seseorang
Beruntung mereka yang pandai membaca pelajaran
Setia dan tabah mencatat pengalaman
Di antara langkah kaki serta pertemuan.
Bahkan dalamnya pemahaman
Takkan mampu menjamin kebahagiaan seseorang
Beruntung mereka yang selalu terjaga dari merasa
Tanpa ‘Aku’ dan sumpah di depan siapa saja
Di kedalaman hati paling sunyi serta sendiri.
Bahkan banyaknya harta