Kali ini,
Akulah yang dingin dalam hangat!
Aku musuh dalam setiap helai selimut
Aku penuh helat dan berbalut kalut
Penentang bagi mereka yang tidak taat
Penantang bagi yang takut
Kalian kehilangan arah pena-Nya
Lebih percaya omongan dusta dan iming-iming benci
Kita ini sama
Bertekuk lutut di hadapan-Nya
Tapi tak terlihat ada yang peduli
Lebih sayang diri sendiri
Tidakkah kalian rindu pada cerahnya langit musim panas?
Dimana tidak ada dumelan karena baju tak kering..
Memandangi gunung pun akan puas..
Saat tak ada lagi remahan becek lantaran hujan..
Tapi, sepertinya tidak!
Sebentar lagi kalian akan mengeluh
Mendengar sesak angkutan umum penuh peluh
Malamnya tak senikmat kala itu untuk melenguh
Dan sebentar lagi kalian minta Tuhan mengirimkan musim hujan
Agar kalian jadi puitis dadakan
Mengirim puisi-puisi gombalan pada pacar kalian
Kemudian ditolak dan bersedih
Musim panas:
“Aku hibur kalian dengan cendol dawet. Biar terdengar seperti di lagu-lagu dangdut koplo. Hahaha.”
Ya, lumayanlah.
Setidaknya musim panas kali ini berkabar,
bahwa kita masih menginjak tanah yang sama.