Kiai Muhyiddin lahir di Desa Cangkreng, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura. Ia dikenal sebagai sosok yang gigih dan ikhlas dalam mendirikan lembaga pendidikan madrasah. Sebagai guru “alif”, Kiai Muhyiddin mengabdikan dirinya dalam perjuangan sepanjang hayat, mengemban tanggung jawabnya dan memberikan teladan yang kuat kepada masyarakat sekitar.
Dalam setiap sikap dan langkahnya, Kiai Muhyiddin selalu menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam menjalankan perannya sebagai tokoh masyarakat dan panutan, menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.
Sebagai seorang pendiri Madrasah Khoirul Ulum yang berlokasi di Desa Cangkreng, Kiai Muhyiddin (diperkirakan meninggal tahun 1989) memulai perjalanannya dengan tekad yang bulat. Ia mengatasi berbagai tantangan dan rintangan dengan semangat yang tak pernah pudar. Setiap langkahnya dalam membangun madrasah tersebut merupakan bukti nyata dari dedikasinya yang tulus untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan batin masyarakat di sekitarnya.
Tak hanya dalam bidang pendidikan, Kiai Muhyiddin juga dikenal sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi dalam berjuang. Kecemerlangan akhlaknya menjadikannya panutan bagi banyak orang. Meskipun dihadapkan dengan kesulitan dan ujian kehidupan, ia tetap tegar dan tulus dalam menghadapinya. Kemampuannya untuk menjaga keikhlasan dalam perjuangannya adalah bukti betapa besar pengaruhnya terhadap masyarakat yang ia layani.
Sepanjang hayatnya, Kiai Muhyiddin terus mengabdikan dirinya untuk masyarakat, memberikan bimbingan, dukungan, dan nasihat yang berharga. Dengan bijak, ia membimbing generasi muda untuk memiliki semangat juang dan kepemimpinan yang tangguh. Keberadaannya menjadi cahaya dalam kegelapan, membimbing masyarakatnya menuju ke arah yang lebih baik.
“Bapak saya termasuk sosok yang sangat peduli terhadap madrasah. Sejak awal (sekitar sejak 1950), Beliau mengajar mengaji di sebuah surau sederhana setelah salat maghrib dan isya,” demikian KH Syafi’i mengatakan kepada penulis saat wawancara di kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) STIT Aqidah Usumuni Sumenep beberapa waktu yang lalu.
KH Syafi’i adalah anak tertua dari Kiai Muhyiddin. Sekarang, Beliau yang mengelola Madrasah Diniyah yang belakangan diberi nama MD Khairul Ulum. Sebagai anak tertua dari enam bersaudara, KH Syafi’i punya tanggung jawab besar untuk meneruskan warisan lembaga pendidikan dari orang tuanya. Hingga saat ini, Beliau sudah berumur lebih dari 63 tahun, namun semangat pengabdiannya tidak pernah pudar hingga di usia senja. Penulis salut dengan semangat, keikhlasan, komitmen, dan dedikasi KH Syafi’i yang merupakan cerminan dari tekat dan semangat Kiai Muhyiddin.