LAUTAN KASIH SAYANG

64 views

LAUTAN KASIH SAYANG

“Andai Tuhan tak ada, padamulah aku berdoa”.

Advertisements

Assalamualaikum, ibu. bagaimana keadaanmu?
Masihkah laut tawar kasih sayangmu
Bergelombang doa-doa dan terumbu kerinduan
Hingga takkan kujumpai surut di dahimu yang berkerut
Dan pada akhirnya segenap pelayaranku,
Mencapai selamat dihari nanti.

Seringkali aku berpikir mengulang tidur di pangkuanmu
Menahan dingin angin, sebab doamu begitu melengking
Bahkan dalam aminmu aku abadi
Menjadi sosok tentram keselamatan kapal pengabdian
Padahal selalu kucipta sampah kemarahan di dadamu.

Annuqayah, 2022.

ROMANSA KEMARIN

Andai yang kau lipat adalah hari-hari yang kau pakai
Sebagaimana kemarin siang:
Dada dan rasa semakin telanjang.
Ah, persetan masa lalu,
Meski masa lalu hanya berpihak pada kenangan
Sedang kenangan merupakan cikal bakal penderitaan.

Sejauh mungkin hari-hari melumat episode perkenalan
Sepanjang mata memandang, melirik matahari di desa seberang
Tentang penderitaan terbaru,
Yang nyaris kupikir sahaja.

Biar kutiup perjalanan angin tak berarah
Walau di lembaran harap pa lemari rindu sudah terbuka
Mengukir bulan yang akan berpuasa
Menahan isak tangis jantung ini, sungguh! Semoga…

Ruang nonenjoy, 2022.

SURAT KEPADA IBU

Aku menulis yang bahkan tak sanggup kuteruskan
Barangkali tak segalanya dapat kumungkiri
Tentang mayang-mayang air mata
Tentang ucap maaf pada tempat berpulang
Lalu berkibarlah di dada penyesalan-penyesalan

Sayap malaikat terkepak di tangannya yang melambai
Pagi membawa panas tungku, terpancarlah aroma sarapan
Bahkan tetes peluhnya adalah ritus keabadian

Kini, aku telah menemukan keriput bunga
Terselip antara wajah dan telinganya
Di semak-semak dosa, payung menepis bisik hujan
Yang melampaui tembang orang kasmaran.

Kaulah ibu, dengan sebutan embun yang mengendap kemarahan-kemarahan
Walau pada bual masa lalu,
Seringkali kucipta rindu

INSTIKA, 2022.

ilustrasi: ibrahim, detik.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan