AKU AKAR
Angin dan ranting tak pernah
Terlihat cekcok
Tentang siapa yang menggerakkan pohon
Sementara, aku akar
Yang hanya mampu
Menyaksikan dari bawah
Peristiwa-peristiwa konyol
Daun yang mendebat matahari
Tentang kekeringan
Sebab tak pernah terbersit di benak daun
Tentang kemarau.
Jogja, 2021.
MAUT, CINTAKU
Maut ini, Cintaku
Kutemukan dalam derai
Air matamu yang jatuh
Jika di laut
Mayatku seperti benda kecil
Yang mengapung
Jika di darat
Mataku melihat akhir
Dari bagian-bagian dunia di wajahmu
Di erat pelukmu
Jogja, 2021.
MEMBINCANG SIANG
Membincang siang
Adalah tentang mimpi-mimpi karyawan
Yang ditakar di jam istirahat kerja
Matahari tidak hanya
Persoalan terik,
Ada bayang-bayang
Yang terikat dari setiap hal
Burung-burung terbang
Menjangkau langit
Petani yang bertaruh peluh
Nelayan yang bertaruh maut
Orang-orang di pasar bertegur
Menukar nasib untuk hidup esok
Dan selanjutnya, seterusnya.
Jogja, 2021.
DALAM BAIT PUISI INI
Kau rumah bagi
Tiap kata-kata yang tumbuh sebagai larik
Menyusun kalimat yang ujungnya
Berakhir menjadi engkau
Di luara bait puisi ini
Gerimis jatuh di halaman
Bulan murung
Dalam balutan mendung
Sebagai rumah
Tentu juga yang tinggal
Kau tak pernah tanggal
Dari bagian-bagian peristiwa
Yang terpenggal oleh bait puisi ini.
Jogja, 2021.
SEMISAL AKU
Semisal yang jatuh dan patah
Bukan hatiku, langit tak akan murung
Duka cita adalah