Mengenal al-Shinqīṭī, Penulis Tafsir ­Aḍwā’ al-Bayān

76 views

Dalam dunia Islam, banyak sekali ulama yang menulis tafsir Al-Qur`an dengan beragam corak dan metode guna mempermudah umat Islam dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Salah satu tokoh ulama tafsir adalah Al-Shinqīṭī, penulis kitab tafsir yang sangat popular, ­Aḍwā’ al-Bayān fī Īḍāḥ al-Qur`ān bi al-Qur`ān.

Nama lengkap al-Shinqīṭī adalah Muḥammad al-Amīn ibn Muḥammad al-Mukhtār al-Jaknī al-Shinqīṭī. Ayah al-Shinqīṭī bernama Muḥammad al-Mukhtār ibn ‘Abd al-Qadīr ibn Muḥammad ibn Aḥmad Nūḥ ibn Muḥammad ibn Aḥmad ibn al-Mukhtār.

Advertisements

Al-Shinqīṭī dilahirkan di Shinqīṭ pada 1325 H atau 1907 M. Shinqīṭī merupakan suatu daerah yang berada di Mauritania, Benua Afrika. Pada masa sekarang, nama Mauritania biasanya dinisbatkan pada para ulama yang berasal dari daerah tersebut. Adapun, al-Jaknī merupakan nama sebuah kabilah atau suku yang dinisbatkan pada Bani Ḥimayr.

Al-Shinqīṭī merupakan seorang yatim sejak masih belia. Ketika wafat, ayahnya mewariskan harta dan hewan ternak yang menjadi bekal al-Shinqīṭī mengembara ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang ilmu Al-Qur`an. Al-Shinqīṭī hidup berkecukupan namun sederhana meskipun memiliki harta warisan ayahnya.

Al-Shinqīṭī merupakan seorang yang haus akan ilmu pengetahuan, sebagaimana kabilahnya, yaitu al-Jaknī yang terkenal memprioritaskan ilmu pengetahuan. Bergelut dalam dunia pendidikan sudah menjadi tradisi yang melekat dalam kabilahnya.

Ketika ayahnya wafat, al-Shinqīṭī sudah lihai membaca Al-Qur`an, bahkan telah menyelesaikan hafalan 30 juz kepada paman yang bernama Muḥammad al-Mukhtār ibn Ibrāhīm ibn Aḥmad Nūḥ ketika usianya mencapai sepuluh tahun. Muḥammad al-Mukhtār ibn Ibrāhīm ibn Aḥmad Nūḥ merupakan paman al-Shinqīṭī dari jalur ibu. Al-Shinqīṭī juga belajar pada istri pamannya tentang sejarah Arab, Sirah Nabawiyyah, sastra Arab baik ilmu nahwu maupun ṣaraf, dan lainnya.

Al-Shinqīṭī belajar ilmu tajwid kepada sepupunya yang bernama Muḥammad ibn Aḥmad ibn Muḥammad al-Mukhtār, tilawah dan rasm pada al-Bahar Muḥammad ibn Bujah, dan fikih mazhab Maliki pada Syaikh Ibnu ‘Āshir.

Tinggalkan Balasan