Kitab Alala atau yang sering disebut dengan Nadhom Alala merupakan kitab yang biasanya dikaji pada pembelajaran awal di pondok pesantren. Kitab ini biasanya dikaji pada kelas/tingkat ibtidaiyyah di kebanyakan pondok pesantren di Indonesia.
Akan tetapi, karena materinya dibuat dengan sederhana namun padat dan komprehensif, kitab ini memiliki keunggulan dan ciri khas tertentu. Juga tidak hanya diajarkan kepada usia anak-anak, tetapi juga bisa diajarkan kepada kaum remaja dan orang dewasa, khususnya yang sedang menimba ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan kitab Alala ini, tidak diketahui secara pasti siapa orang yang memilih dan mengumpulkan syair-syair dalam Kitab Ta’limul Muta’allim karya Imam Az Zarnuji untuk dikumpulkan ke dalam nadhom ini.
Di dalam bagian cover kitab tertulis:
Nama kitab : ألالا تنال العلم إلا بستة الخ
لبعد التلاميذ
بفسانترين اكوع
لير بيا كديري
Tertulis juga sasaran kitab, yaitu untuk santri Pesantren Agung, Lirboyo, Kediri. Adapun, kitab ini disusun dengan syair pada bagian satu kemudian di bawahnya ditulis terjemahan Bahasa Jawa dengan tulisan arab pegon sebagai ciri khas pembelajaran kitab kuning di Indonesia. Dengan pembuatan yang sedemikian rupa, keseluruhan materi dalam kitab Alala dapat dilagukan/di-nadhom-kan dengan menggunakan satu lagu atau banyak lagu sesuai dengan keinginan.
Dilihat dari pembahasannya, kitab ini berisi 37 syair arab yang dilengkapi terjemah Jawa yang ditulis dengan arab pegon, berisi tentang adab dan tata cara menuntut ilmu seperti kiat-kiat dalam menuntut ilmu, cara berteman, motivasi mencari ilmu, keutamaan belajar fikih dan ahli dalam suatu ilmu pengetahuan, bahaya orang berilmu tapi tidak memanfaatkannya, dan orang yang beribadah tapi tidak dilandasi dengan ilmu dan perjuangan dalam menuntut ilmu dan keutamaan merantau.
Menurut penulis, kandungan materi dalam kitab Alala ini begitu penting dan bermanfaat untuk para pencari ilmu. Dengan mempelajari kitab ini, maka ia akan tahu bagaimana cara mencapai keutamaan ilmu dan memberi dorongan serta kekuatan ketika mendapat kepayahan, memberi petunjuk ketika pencari ilmu bingung dengan apa yang dicarinya dan memberi kebahagiaan dalam prosesnya. Misalnya, ketika seorang pelajar mendapatkan masalah dalam belajar seperti kekurangan biaya, sakit, lelah, atau sulit memahami materi pelajaran, kemudian ia ingat syair dalam Alala yang menyebutkan bahwa seyogyanya dalam mencari ilmu diperlukan kerja keras dalam menghadapi cobaan dan mencapai disiplin ilmu, sehingga ia tidak akan putus asa dan mencoba untuk terus berjuang dan istiqomah dalam mencari ilmu.