Menggali Tujuan Al-Qur’an dari Tafsir Maqasidi

Tafsir Maqasidi adalah pendekatan penafsiran Al-Qur’an yang berfokus pada pemahaman tujuan-tujuan syariah (Maqashid Syariah). Pendekatan ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk memahami teks-teks Al-Qur’an dalam konteks yang lebih luas, terutama dalam menghadapi tantangan zaman modern.

Dalam konteks ini, Tafsir Maqasidi berfungsi sebagai jembatan antara teks suci dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya relevan bagi umat Islam di berbagai belahan dunia.

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

Tafsir Maqasidi muncul sebagai pendekatan penafsiran Al-Qur’an yang menekankan penggalian tujuan (maqashid) di balik ayat-ayat suci. Konsep maqasid dalam syariat telah ada sejak zaman klasik, dengan kontribusi penting dari ulama seperti Imam Al-Ghazali dan Ibn Ashur, yang menyoroti perlunya memahami tujuan di balik hukum dan ajaran Islam.

Seiring waktu, pada abad ke-20, cendekiawan Muslim seperti Muhammad Abduh dan Rashid Rida mulai mengembangkan pendekatan yang lebih fleksibel dan kontekstual, mengaitkan ajaran Al-Qur’an dengan realitas sosial dan kebutuhan umat Islam.

Perkembangan Tafsir Maqasidi semakin pesat dengan munculnya tokoh-tokoh modern seperti Dr Yusuf Al-Qaradawi dan Dr Muhammad Saeed Ramadan Al-Bouti, yang memperkenalkan metode tafsir maqasidi yang sistematis. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu umat Islam memahami Al-Qur’an tidak hanya dari segi tekstual, tetapi juga dari sudut pandang tujuan yang lebih luas, termasuk keadilan sosial dan kesejahteraan umat.

Dalam konteks yang terus berubah, Tafsir Maqasidi menawarkan cara untuk menginterpretasikan Al-Qur’an secara relevan, membantu umat Islam mengambil keputusan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu buku penting yang membahas tema ini adalah Memahami Maqasid Al-Qur’an: Tama Utama dan Tujuan Pokok Al-Qur’an, yang ditulis oleh Ahmad Adnan Al-Wattari. Buku ini merupakan terjemahan dari kitab Al-Maqasid Al-Ammah Lil Qur’an Al-Karim, yang menguraikan tiga tujuan umum Al-Qur’an: tentang Allah, wahyu, dan manusia. Dengan pendekatan maqasidi, Al-Wattari menjelaskan bagaimana ketiga aspek ini saling terkait dan membentuk pemahaman yang komprehensif tentang ajaran Al-Qur’an.

Ada banyak buku yang membahas tentang tafsir maqasidi. Di antaranya adalah The Maqasid of the Qur’an: A Framework for Understanding the Message of Islam karya Ibrahim G. A. M. Abu Shadi. Buku ini menawarkan analisis mendalam tentang maqasid dalam Al-Qur’an. Buku lain adalah Maqasid Al-Qur’an: The Higher Objectives of the Qur’an karya Ahmad Al-Raysuni. Selain itu, ada buku Menggali Simensi Filosofis dan Spiritual dari Ajaran Al-Qur’an dan Metode Tafsir Maqasidi (terj) terbitan Qaf yang ditulis oleh Wasfi Asyur Abu Zayd.

Ada tiga sub bahasan dalam buku ini. Pertama, konsep tentang Allah merupakan inti dari iman Islam, dan Al-Qur’an menggambarkan-Nya sebagai Tuhan yang Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui. Pemahaman ini mencakup prinsip tauhid, yang menjadi dasar dari semua ajaran Islam. Dalam kerangka maqasidi, memahami Allah bukan hanya sekadar pengakuan akan keesaan-Nya, tetapi juga penghayatan terhadap sifat-sifat-Nya yang mendalam dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat-sifat Allah, seperti Rahman (Maha Pengasih) dan Rahim (Maha Penyayang), menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam untuk menjalani hidup dengan kasih sayang dan empati. Al-Qur’an mengajarkan bahwa hubungan antara Allah dan manusia bersifat interaktif, di mana manusia diperintahkan untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya (QS. Adz Dzariyat: 56). Dalam konteks ini, pengabdian bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Kedua, Wahyu, sebagai proses komunikasi Allah kepada manusia, memiliki peranan yang sangat penting dalam memahami ajaran Al-Qur’an. Al-Qur’an dianggap sebagai wahyu terakhir yang lengkap dan sempurna, menyampaikan petunjuk hidup bagi umat manusia(153). Dalam perspektif maqasidi, wahyu bukan hanya berfungsi sebagai pedoman spiritual, tetapi juga sebagai alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang dihadapi manusia.

Proses penerimaan wahyu oleh Nabi Muhammad SAW menunjukkan bagaimana Allah berkomunikasi dengan manusia. Ini menciptakan pemahaman bahwa wahyu adalah proses yang berkelanjutan, di mana manusia harus terus mencari kebenaran dan petunjuk dalam kehidupan. Dengan demikian, wahyu memberikan fondasi bagi hukum dan moralitas dalam Islam, yang harus diikuti oleh setiap individu.

Ketiga, konsep manusia dalam Al-Qur’an memiliki posisi yang sangat istimewa. Manusia dianggap sebagai khalifah di Bumi, yang berarti mereka memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan menjaga bumi serta segala isinya. Tentang bagaimana manusia mengelola jiwa dan harta. Dalam konteks ini, pengertian khalifah tidak hanya mencakup aspek lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi, mengharuskan manusia untuk berbuat adil dan bertanggung jawab (205).

Al-Qur’an juga menekankan bahwa manusia diberikan akal dan kemampuan untuk memilih. Ini membawa pada tanggung jawab moral di mana setiap tindakan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Kesadaran akan keterbatasan manusia dalam memahami kehendak Tuhan mendorong individu untuk terus belajar dan mencari petunjuk dalam wahyu.

Tujuan hidup manusia, menurut Al-Qur’an, adalah untuk beribadah kepada Allah dan menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan dalam wahyu. Ini menciptakan kerangka kerja bagi manusia untuk mengejar kebaikan dan menghindari keburukan. Dalam konteks maqasidi, pemahaman ini membantu individu untuk merumuskan tujuan hidup yang lebih tinggi dan bermakna.

Buku Memahami Maqasid Al-Qur’an“oleh Ahmad Adnan Al-Wattari memiliki beberapa keunggulan. Pendekatan komprehensif yang ditawarkan memberikan pemahaman mendalam tentang maqasid Al-Quran, serta relevansi kontekstual yang membantu pembaca memahami ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Terjemahan yang jelas dan mudah dimengerti juga membuat buku ini accessible bagi berbagai kalangan pembaca.

Secara keseluruhan, Memahami Maqasid Al-Qur’an oleh Ahmad Adnan Al-Wattari merupakan kontribusi penting dalam kajian tafsir maqasidi, yang menawarkan pemahaman yang bermanfaat bagi siapa saja yang ingin menggali lebih dalam makna dan tujuan Al-Qur’an.

Dengan membahas tiga tujuan utama tentang Allah, wahyu, dan manusia, buku ini memberikan kerangka yang jelas untuk memahami pesan-pesan Al-Qur’an secara lebih mendalam dan kontekstual, sekaligus menunjukkan bahwa pendekatan maqasidi dapat bervariasi namun tetap berfokus pada penggalian tujuan syariah yang lebih besar dalam memahami ajaran Islam. Selamat membaca.

Data Buku:

Judul Buku     : Memahami Maqashid Al-Qur’an.

Penulis            : Ahmad Adnan Al-Wattari

Penerbit           : Qaf

Terbitan           : Agustus, 2025

ISBN               : 978-623-10-9962-4

Halaman          : 431

Multi-Page

Tinggalkan Balasan