Santri pada umumnya masih tergolong usia remaja, berada pada masa transisi dari masa anak-anak ke masa awal dewasa. Seperti remaja pada umumnya, santri juga berada masa perubahan emosi, tingkah laku, pola pikir, dan perubahan tubuh. Sebagai remaja, santri juga berada pada masa proses pencarian jati diri atau identitas diri dengan melakukan banyak hal, sesuai dengan apa yang diinginkan, di mana pun dan kapan pun.
Kondisi emosi yang masih labil itu bisa mendorong remaja, dan juga santri sebagai seorang remaja, melakukan hal menyimpang yang merugikan diri sendiri maupun masyarakat di sekitarnya, yang dikenal sebagai kenakalan remaja.
Lalu, apakah di pesantren sebagai lembaga pendidikan agama juga terjadi kenakalan remaja yang dilakukan para santri yang selama ini dikenal berperilaku laku dan bermoral?
Memang, pondok pesantren yang dihuni para santri adalah tempat yang dipandang ideal untuk belajar agama dan pendidikan karakter. Pada umumnya, para orangtua pun berpandangan bahwa untuk menjauhkan anaknya dari pengaruh negatif lingkungan luar, maka anak-anaknya dikirimkan ke pesantren.
Tapi ternyata, sekarang ini kenakalan remaja bisa terjadi di mana pun, termasuk di lingkungan pesantren. Santri yang mayoritas masuk ke dalam usia remaja, seringkali masih masih tidak bisa mengalahkan egonya sendiri, dan mereka akhirnya melakukan hal-hal yang dianggap baru dan sekadar untuk memuaskan keingintahuan, tanpa melihat unsur dan dampak negatif atau positif dari apa yang mereka lakukan. Karena itu, pelanggaran di lingkungan pesantren bukan lagi hal tabu.
Bagi seseorang yang pernah mengenyam kehidupan di pesantren, pelanggararan dan sanksi atau yang lebih popular disebut takzir sudah tidak asing lagi ditelinga. Di pesantren biasanya memang dibuat peraturan dan takzir dengan tujuan agar lingkungan yang aman, tentram, dan kondusif untuk belajar. Tapi ternyata masih saja banyak santri yang melakukan penyimpangan atau melanggar peraturan.
Biasanya, pelanggaran atau penyimpangan yang lazim dilakukan santri di pesantren adalah membolos dari sekolah, tidak mengikuti kegiatan pondok, keluar pondok tanpa izin, mengambil barang yang bukan miliknya, berkelahi dengan teman, atau mengambil jatah pembayaran. Bahkan ada pula santri yang sampai melakukan hal-hal yang dilarang syariat agama. Semua hal itu adalah sebagian dari pola tingkah laku santri yang bisa dikatakan masuk ke dalam kategori kenakalan remaja.