Misteri Air Terjun Sono Kliwon

35 views

Hari Minggu kami sepakat untuk meniadakan kegiatan. Bersama dua orang teman sesama peserta KKN, aku berlibur ke sebuah air terjun yang berada di pinggiran desa. Kami ingin menghilangkan kepenatan dengan berwisata ke sana. Sebenarnya tidak benar-benar berlibur, karena kedatangan kami untuk observasi guna pengajuan proposal pembangunan wahana objek wisata.

Sebagai mahasiswa yang sedang KKN, kami ingin berbuat sesuatu yang berguna bagi kemajuan desa tempat bertugas dan mengabdi ini. Kami bersikukuh mengusulkannya pada kepala desa, karena mendengar potensi alam yang cukup menjanjikan. Apalagi sekarang ini objek wisata menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat karena melonjaknya tekanan dan beban kehidupan.

Advertisements

Memang banyak kendala yang harus dihadapi untuk menjadikan air terjun itu sebagai objek wisata. Akses jalan yang sulit serta mitos adanya makhluk penunggu air terjun menjadikan masyarakat enggan datang ke sana. Konon, banyak orang yang kehilangan barang bawaan di tempat itu. Bahkan banyak juga yang kehilangan nyawa, kata masyarakat setempat. Mendengar cerita-cerita itu kami justru merasa tertantang untuk datang melihat seperti apa kenyataannya.

Untuk mencapai tempat itu kami harus melewati jalan berbukit yang berbatu serta licin karena guyuran hujan beberapa hari ini. Marwal dan Kriting naik motor Beat, sedangkan aku naik Vega sendirian. Jalan perdesaan yang kami lewati sangat terjal. Perutku sampai terasa sakit menahan guncangan saat melintasi batu-batu besar di tengah jalan. Dan tiba-tiba ban motor milik Kriting bocor. Untung saja ada tukang tambal ban di perkampungan sepi itu. Seorang bocah berbaju dekil dengan cekatan melepas ban dan menambalnya menggunakan irisan ban dalam yang ia bakar di sebuah tungku besi yang memang dibuat untuk hal itu.

Jengah menunggu tambalan yang tak kunjung selesai, kami memesan kopi di kedai berdinding papan kayu randu sebelah tambal ban. Rupanya bocah itu pula penjualnya.

“Jalannya menyeramkan, masih siap melanjutkan perjalanan, Ting?” tanyaku sambil menyeruput kopi. Pesanan kopiku lebih dulu selesai daripada kedua temanku.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan