DI PAGI TAHUN BARU
Selepas memadamkan lentera
Hingga tinggal kenangan asapnya
Katanya asap menjadi awan
Yang menebar cinta dan kebaikan
Pagi ini matahari kembali lahir
Menyambut renungan bulan semalam berpikir
Lembaran baru telah dimulai
Gemericik selawat dan pawai
Marhaban ya Muharram
Bulan mulia pakaian umat Islam
Pawai obor menukit bersemayam
Diiringi selawat terlantun berhamburan
Tidak seperti bulan Masehi identik kembang api
Sambil bunyi musik menebar janji
Melampiaskan amarah dalam berahi
Namun inilah ciri khas Muharram bulan penuh keberkahan
Peristiwa diturunkan salat dua puluh empat jam
Dengan sederet peristiwa perang masa silam
Memancarkan di pagi yang penuh kedamaian
Semoga titah tuhan selalu dilakukan
Dengan perasaan cinta dan keikhlasan
LENTERA MUHARRAM
Tadi malam di ujung jalan deretan manusia berhamburan
membakar dosa selama satu tahun belakangan
Menatap pahala untuk pergantian kalender ke depan
Untaian zikir terus bersemayam
Seperti cahaya obor di kedinginan malam
Terus bersemayam, menabur aksara
Hingga hasilkan asap merabas semesta
Kini bulan suci kembali bersemi
Lantunan cinta terus terealisasi
Dengan kata bijak selalu bestari
Menempuh jalan hidayah Robbi
TAUHID KEDAMAIAN
Lesung pipi menggambarkan jiwa
beralaskan air mata sepanjang jalan raga
pada detik ini kedamaian ingin kuhaturkan
kepada semua insan yang punya hati kekeringan
karena badan perlu cairan kebaikan
untuk sekadar melewati lika-liku terjal kehidupan
Wahai tuan izinkanlah kami merakit tali persaudaraan
berbingkai ketulusan, berselimut kedamaian
hadapi seluruh singa meraung di media sosial
mengerang, jari-jarinya menusuk kalbu terdalam
Wahai tuan kami tercipta dari saripati tanah