SAJAK SANTRI YANG MATI
–buat AM
aku telah tiada
aku pulang sebagai kabar duka
yang dibaca mata seorang Ibu
lewat sepucuk surat yang dipalsukan
jasadku terbaring
di antara huruf-huruf
tergencet namaku bersuara
dalam bisik rahasia
aku telah kembali pada haribaan sunyi
aku pulang tertidur dalam derai airmata
yang membayang curiga
kudengar dari jauh suara ibuku merintih
menyangsikan kepergianku yang tiba-tiba
adakah kebohongan telah menguburku
di balik kain putih dari jubah santri?
ataukah aku tengah bermimpi
dalam sebuah cerita tentang ketidakadilan?
aku telah pulang tanpa suara lagi, Ibu
ke dalam dadamu aku tertidur sebagai ngilu
dan terbasuh berkali-kali oleh airmatamu
semoga tuhan menunjukkan kebenaran
2022.
MENGAPA KEKUASAAN BERMUKA DUA
mengapa kekuasaan selalu bermuka dua
mereka mengatakan,
“semua baik-baik saja”
“itu aman. semua aman.”
“itu (sakit) biasa.”
“kami sudah bekerja keras.”
dan seterusnya.
tapi ketika dibongkar
oleh kekuataan lain (massa rakyat)
ia mengelak sekuat tenaga
kemudian layu seketika
seperti tanaman ranggas menunggu api
negeri ini didirikan dengan kejujuran
tapi mengapa orang yang mengerjakannya
suka ngeles dan menindas rakyat kecil
tapi merasa tak pernah berbuat dosa?
mungkin kau bisa bertanya
pada batu kali
pada comberan
yang memantulkan mukanya
menjadi rupa-rupa
pura-pura
2022.
SUARA
suara keadilan akan pecah
seperti cermin
ujung kacanya akan tajam
menghunjam tungkak kekuasaan
darah akan mengalir
infeksi akan menyebar
kekuasaan akan tumbang
jika suara ditutup
ia akan jatuh dan
menjadi senjata
kata kata puisiku
2022.