PENUNGGANG KERETA MALAM
Malam adalah rahim dari segala kehidupan
Saatnya berjamu pada Sang Maha Hidup
Mengurai rahasia cahaya yang tak bakal redup
Dan lelaki itu harus melintasi malam
Menuju tempat yang jauh, begitu jauh
Dengan tubuh yang rapuh
Kereta itu tiba saat ia merapal doa
Dihela kuda-kuda bersayap cahaya
Terbang lebih cepat dari kedipan mata
Lalu sayap-sayap itu berkepak-kepak
Mengibaskan berjuta butiran cahaya
Menelanjangi gelap malam yang sempurna
Dan lelaki itu mengangkasa
Menembus berlapis-lapis tudung langit
Menuju ketinggian yang tak bermasa
Hilang bentuk
Hilang suluk
Tinggal guguk
Lalu bersimpuh di bawah tudung cahaya
Beralas hamparan rindu yang tak bermasa
Dan menggenggam cahaya sebagai pelita
Lalu sayap-sayap kuda itu berkepak-kepak
Mengibaskan berjuta butiran cahaya
Membelah gelap malam yang menunggunya
Dan kereta itu mengantarkannya
Pada bumi yang dicintainya
Dengan pelita yang tak bakal redup
2021.
AKULAH BUAH ITU
Aku bukanlah buah itu
Buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya
Aku adalah buah itu
Buah yang jatuh jauh dari pohonnya
Jatuh begitu jauh
Saat itu seekor burung malam mengintai
Terbang dari pohon ke pohon
Dan akulah buah yang ditemukannya
Akulah buah itu
Yang dibawanya terbang mengangkasa
Di bawah cengkeraman kuku-kukunya
Di bawah ancaman patukannya
Akulah buah itu
Yang jatuh menggelinding
Melintasi gelapnya malam
Dari sisa remah burung malam
Dan kelak aku mengecambah
Mencoba tumbuh
Pada tanah-tanah yang jauh
Jauh dari pohon asalnya
2021.