Tindak kekerasan di dalam pesantren masih saja terjadi. Terbaru, seorang santri berinisial AM asal Palembang, Sumatra Selatan, santri di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo tewas akibat korban penganiayaan.
Kasus itu mencuat setelah ibu sang santri Soimah, mengadu kepada pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang kemudian diunggah di media sosial. Sebagai ibu sang korban, Soimah berencana menuntut keadilan. Didampingi pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, ibu itu mengungkapkan rasa sedih bercampur kesal. Pengungkapan seorang ibu ini menjadi viral di sosial media.
Bagaimanapun, orang yang paling terpukul adalah seorang ibu yang mendengar kabar bahwa anaknya telah berpulang tanpa nyawa.
Saya sempat tidak percaya, tapi setelah di media sosial ramai dibicarakan, akhirnya saya percaya. Saya tak habis pikir, pesantren sekaliber Gontor masih saja kecolongan atas tindak kekerasan yang berujung maut. Padahal kita tahu bahwa Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor merupakan salah satu pesantren familiar di Indonesia yang memiliki alumni-alumni luar biasa.
Pondok Gontor dikenal oleh sebagian besar masyarakat sebagai pesantren modern yang memiliki sistem yang tertata, termasuk dalam hal segi kurikulum pendidikannya. Dan sebelum kasus ini menyeruak, kasus penganiayaan atau kekerasan seksual juga terjadi di lingkup pesantren lain. Lalu, pertanyaannya, apa yang terjadi di pesantren saat ini?
Memesantrenkan Hati
Pesantren merupakan komunitas keilmuan berbasis akhlak yang seharusnya mampu menjadi salah satu tempat menempa manusia menjadi lebih beradab dan beretika. Namun akhir-akhir ini kepercayaan masyarakat sedikit goyah karena berbagai kasus-kasus amoral yang mencatut nama pesantren.
Kasus penganiayaan juga terjadi di pesantren daerah saya, bahkan sampai menewaskan korban. Saya rasa tidak mungkin menyebut nama pesantren tersebut. Yang jelas, kasus-kasus penganiayaan atau pelecehan seksual di dalam pesantren ini perlu menjadi rambu-rambu dan menjadi titik kritis.
Hal ini menyangkut tentang keberlangsungan generasi mendatang yang akan menggantikan generasi-generasi sebelum mereka. Maka membekali mereka dengan ilmu keagamaan sangatlah penting, terutama sentuhan-sentuhan akhlak yang baik harus tertanam pada diri mereka.