PP Al-Anwar Sarang Gelar Haul Ke-3 Mbah Moen

142 views

Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah menyelenggarakan Haul ke-3 KH Maimoen Zubair pada Kamis (30/06/22). Ribuan jemaah dari berbagai daerah memadati kompleks Pesantren Al-Anwar. Jemaah berasa dari kalangan alumni, wali santri, dan muhibbin Pesantren Al-Anwar Sarang.

Acara yang berlangsung malam hari ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting, di antaranya Abdul Qayyum Manshur, Syeikh Zakariya Marzuq (Imam Besar Masjid Al-Azhar Mesir), KH Miftakhul Akhyar (Rois Aam PBNU), dan tokoh penting lainnya dari pesantren besar di seluruh Indonesia.

Advertisements

Berbeda dari dua haul sebelumnya yang dilaksanakan secara tertutup karena pandemi, haul ketiga ini diformat secara terbuka untuk umum. Sehingga Satlantas Rembang mengimbau bagi kendaraan roda 4 yang melewati jalur Surabaya-Semarang agar melewati jalur alternatif untuk menghindari kemacetan selama acara berlangsung.

Dalam Haul Ke-3 Mbah Moen ini, sapaan KH Maimoen Zubair, Kiai Abdul Qayyum Manshur sebagai penceramah pertama menjelaskan bahwa di dalam Al-Quran terdapat 27 lafaz karim, termasuk akrom 2 kali, untuk hamba dan Allah sendiri.

Akrom bermakna maha/paling mulia, Wa Rabbukal Akrom (Tuhanmu Maha Mulia) dan Inna Akromakum ‘Indallahi Atqaakum (Yang paling mulia hamba-hamba Allah, adalah yang paling takwa di antara kamu sekalian). InsyaAllah, Kiai Maimoen mamasuki ruang karim-karim dari Al-Quran itu,” ungkapnya.

Kiai Qayyum juga memaparkan indikasi bahwa Kiai Maimoen Zubair adalah orang yang berkaromah, yakni ditandai dengan wafat di Mekkah dan dimakamkan di Ma’la. “Ada satu kitab berjudul Syifa’ul Gharam bi Akhbaril Baladil Haram, tentang negeri Mekkah karya Muhammad bin Ahmad Al-Fasiy Al-Makki. Di dalam menjelaskan sabda Nabi bahwa orang yang wafat di salah satu Mekkah-Madinah dan dimakamkan di Ma’la, Allah akan membangkitkannya nanti sebagai golongan yang aman dan masuk surga (lahumul jannah),” lanjutnya.

Sementara itu, Syeikh Zakariya bertindak sebagai penceramah kedua dan menggunakan Bahasa Arab, lalu diterjemah oleh Gus Idror Maimoen. Syeikh Zakariya bercerita pengalamannya ketika pertama kali tiba di Indonesia dan bertemu dengan Syeikh Maimoen Zubair. “Saya menyaksikan Kiai Maimoen Zubair adalah seseorang yang memikul metode Ahlussunnah Wal Jamaah, dan di atas pundaknya ia menyebarkan ajaran-ajaran dari gurunya,” ungkapnya di tengah ceramahnya.

Semoga dengan memperingati haul KH Maimoen Zubair ini, kita semua diakui sebagai santrinya dan memperoleh syafaat dari beliau. Lahul Fatihah!

Multi-Page

Tinggalkan Balasan