Resolusi Ulama untuk Penyelamatan Indonesia

62 views

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh rakyat Indonesia (darul mitsaq/darul ahdi wa al-syahadah) yang telah diperjuangkan oleh para ulama dan elemen bangsa lainnya untuk mencapai tujuan bersama, terbentuknya negara  hukum yang memberikan rasa adil kepada setiap warga, negara yang makmur dan sejahtera (baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).

Advertisements

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan pemimpin yang mengayomi seluruh rakyatnya, pemerintahan yang bersih, amanah, menjunjung tinggi keadilan dan menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dan berorientasi pada kemaslahatan umat (tasarruful imam ala al-raiyyati manutun bil maslahah).

Mencermati perkembangan situasi politik saat ini, para ulama merasa khawatir dengan masa depan demokrasi dan masa depan Indonesia. Mendasar pada fenomena sosial politik dan pelanggaran terhadap tatanan hukum (konstitusi) yang telah dirusak oleh Mahkamah Konstitusi (MK), dan berbagai pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, berbagai praktek nepotisme dan kolusi yang merajalela serta etika yang hilang. Penyalahgunaan wewenang dan praktik politik dinasti lebih dikedepankan dibanding politik untuk kemaslahatan bangsa dan negara.

Merespon situasi di atas, para ulama mengeluarkan Resolusi sebagai berikut:

  1. Mengajak seluruh komponen bangsa untuk mengawal dan memastikan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 berjalan secara adil, jujur, dan berakhlakul karimah. Agar pemilu ini menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi kuat di mata rakyat.
  2. Mendesak kepada seluruh penyelenggara negara mulai dari pusat hingga daerah, baik itu Presiden, TNI/Polri, Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Desa untuk segera menghentikan segala bentuk intervensi dan penyalahgunaan kekuasaan dan sumber daya negara dalam pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
  3. Menyerukan kepada seluruh warga bangsa khususnya warga Nahdliyin untuk merapatkan barisan melawan segala bentuk intimidasi dan ketidaknetralan aparatur negara dan atau organisasi dalam Pilpres 2024 demi tegaknya demokrasi dan marwah warga Nahdliyin.
  4. Menyerukan kepada seluruh tokoh agama dan pemimpin umat untuk menjadi qudwah hasanah fi amris siyasah (teladan moral dan berpolitik) dan melakukan amar makruf nahi munkar, membimbing umatnya untuk mewujudkan pemilu damai dan bermartabat dengan menghindari provokasi berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
  5. Menyerukan kepada para jurnalis dan seluruh awak media, lembaga survey dan penggerak sosial media, untuk tetap menjaga kondusifitas dan netralitas dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan secara istiqamah dan amanah meyampaikan pemberitaan yang akurat, kredibel, sesuai data dan fakta, serta dapat dipertanggungjawabkan.
  6. Menghimbau kepada PBNU dan seluruh struktur organisasi di bawahnya untuk istiqamah menegakkan semangat Khittah NU dan Politik Kebangsaan serta tidak terjerumus pada praktik politik praktis dengan mendukung salah satu paslon tertentu menjelang dan saat berlangsungnya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024
  7. Proses pengangkatan kepemimpinan negara (nashbul imamah) sebagai pengemban dan pemikul amanat kekuasaan adalah wajib. Maka para ulama mengajak masyarakat untuk menggunakan hak politiknya dengan memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak bukan karena ada intimidasi, paksaan dan iming-iming materi.
  8. Mengikhbarkan kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa berdasarkan hasil istikharah dan kajian kriteria pemimpin negara (al-imamah al-‘udhma) dalam literatur fikih klasik dan modern, serta rekam jejak dan pengalaman di pemerintahan, maka para ulama ittifaq (bersepakat), bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden yang paling sesuai dengan kebutuhan agama, bangsa dan masa depan NKRI adalah figur yang tidak terindikasi pelanggar HAM, Korupsi dan bukan pelanggar konstitusi, serta figur yang tidak didukung oleh kelompok radikal, ekstrimis dan teroris (khilafah). Wajib bagi para pemilih untuk memilih calon presiden dan wakil presiden yang tegas, menegakkan hukum, bersih berkomitmen pada rakyat dan berjiwa nasionalis religius.
  9. Mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa agar proses pemilu 2024 dapat berjalan dengan lancar dan bermartabat serta menghasilkan pemimpin visioner yang adil, amanah dan mengayomi seluruh lapisan masyarakat.

Demikian Reolusi Ulama ini disampaikan dengan penuh kesadaran dan semata-mata demi Indonesia tercinta. Terima kasih .

Kempek, Cirebon, 10 Februari 2024.
Akhirul Kalam
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq
Wassalamualaikum, Wr.Wb

  1. KH. Mustofa Aqil Siradj (Pesantren Al-Ghadir, Kempek Cirebon)
  2. KH. Husein Muhammad (Pesantren Dar Al-Fikr Arjawinangun Cirebon)
  3. KH. Abdul Muin Abdurrahim (Pesantren Al-Azhar Citangkolo Banjar)
  4. KH. Ushfuri Anshor (Pesantren Al-Ishlah Jatireja Subang)
  5. KH. Rohmat (Dar al-Qur’an Tegal Gubug Cirebon)
  6. KH. Ahmad Mustarsyidin (Pesantren Buntet Cirebon)
  7. KH. Abdul Manan Ghani (Pesantren Dar Al-Manan Jakarta)
  8. KH. Abdul Muhit (Pesantren Lengkong Kuningan)
  9. KH. Ubaidillah Ruhiyat (Pesantren Cipasung Tasikmalaya)
  10. KH. Yusuf Karim (Pesantren Majalengka)
  11. KH. Taufikurrahman (Pesantren Gedongan Cirebon)
  12. KH. Muhammad Faqih (Pesantren Balerante Cirebon)
  13. KH. M. Takiyudin Bashri (Pesantren Parung Panjang Bogor)
  14. KH. Zamzami Amin (Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon)
  15. KH. Zamzami Yusuf (Pesantren Dar Al-Bayan Pandeglang)
  16. KH. Moh. Farid NZ (Pesantren Buntet Cirebon)
  17. KH. Niamillah Aqil Siraj (Pesantren Khas Kempek Cirebon)
  18. KH. Ruhyat Hasby (Pesantren At-Tarbiyah Karawang)
  19. KH. Ahmad Syaekhu (Pesantren An-Nahdliyah Cirebon)
  20. KH. R. Amin Muhyiddin (Pesantren As-Sa’adah Limbangan Garut)
  21. KH. Encep Subandi (Pesantren Nurantika Tanggerang Banten)
  22. KH. Arif Fachruddin (Pesantren al-Wathaniyah Jakarta)
  23. KH. Nurul Huda (Pesantren Motivasi Bekasi)
  24. KH Abdul Mujib (Pesantren Dal Al-Sa’adah Depok)
  25. KH. Jumhur (Imam Besar Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kota Cirebon)
  26. KH. Miftah Faqih (Pesantren Benda Kerep Kota Cirebon)
  27. KH. Junjun Junaedi (Pesantren Al-Ghaniyah Slawi Garut)
  28. KH. Fatih (Pesantren Badrul Munir Kota Cirebon).
Multi-Page

Tinggalkan Balasan