RITUS HUJAN

48 views

RITUS PEJALAN
— kepada Den Sawurangin

di jalan ini, mungkin kita ingat
betapa perjumpaan memang sangatlah mahal
kau menuntunku – yang kehilangan arah
memulihkan resah desember
dengan nasihat dan doa yang basah

Advertisements

kau tak pernah membiarkan nasib bagiku
baik buruk hanyalah proses
tak benar-benar kita memilikinya

di jalan ini, Tuan
dalil kita adalah perjumpaan
kisah platonik, deru rindu dan dendam biru
seperti pernah kita ingat
aku meneteskan air mata
ketika tanganmu menyentuh
dingin kepalaku

Damparalit, 2024.

DI SEBUAH HALTE, SEBELUM ASHAR

kau tiba di halte kecil itu sebelum ashar berkumandang
hari mulai padam, sebab mendung datang mengurung siang
di kursi tempat kau menunggu bis kota menghampirimu,
sehelai kertas berterbangan dibawa angin, menjumpai nasib dan kesunyian

ceritamu tertahan, tersendat sesak di dada,
barulah air mata berhasil menjelaskan
perihal makna datang, juga perihal pergi,
serta keintiman makna pulang

halte hanyalah tempat menunggu, bukan
tujuan di mana hati akan tinggal
demikian pula terminal, ia hanya sebagai
tempat beristirahat, jeda dari satu tempat
ke tempat lainnya, dari satu waktu ke waktu berikutnya

barangkali sehelai kertas lebih mengerti
tentang apa itu takdir, hingga, ia biarkan
dirinya terbang ke mana saja sekehendak
angin berkata bagaimana

dan kita di sini, di halte kecil ini, menyusun rencana, membaca peta, mengingat rumah sederhana
sebagai tempat pulang yang selalu dirindukan

Arjosari, 2024.

DOA HUJAN

Tuhan,
berilah kami rintik
pelan saja
bukan gemuruh petir
mengacaukan
suasana

Tuhan,
berilah kami rinai
lembut saja

agar hati kembali
terbasahi
hingga terhindar
dari dendam
dan kebencian

Tuhan,
berilah kami sepotong puisi
sederhana saja
biar hidup tidak hambar,
agar rindu kembali memijar

Tuhan,
berilah kami kesadaran
agar tak rela
bila dosa berkuasa
agar satu dari sekian langkah
kembali ada dan terasa
hadir-Mu, seperti dulu kala

Tuhan,
masihkah terbuka
pintu maaf-Mu
di antara pinta maafku
yang mungkin
saja palsu

damparalit, 2024.

RITUS HUJAN

berdoalah, kekasih
sebab di hadapan hujan kita sama
menjadi pendiam
yang selalu bodoh perihal cinta

dan rindu, adalah demam terakhir
yang tak sempat sembuh
oleh pertemuan

Tremas, 2023.

MUSAFIR TANPA NAMA

Di atas perahu tanpa dayung,
mereka hanyut bersama gelombang.
Satu suara memanggil:
“Apakah kita sudah tiba?”

Namun tak ada jawab,
hanya angin membawa sunyi.
Kita menyaksikan dari tepian,
menyebut mereka “pengungsi,”
tanpa tahu nama,
tanpa ingin tahu kisahnya.

Mungkin mereka hanyalah cermin,
dan kita tak sanggup menatap
apa yang dipantulkan olehnya.

damparalit, 2024.

Ilustrasi: Carousell.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan