RITUS-RITUS MALAM

52 views

PERJALANAN KASIDAH

aku putuskan untuk berjalan sendiri
mencari cahaya yang bisa menembus hatiku
barangkali juga filosuf, mungkin penyair
tapi aku lebih suka menjadi kasidah penyanyi
yang melagukan pelipur lara bagi pekerja dan pecinta

Advertisements

seperti suara yang melaut dalam angin
seperti burung-burung yang menyelami dingin
seperti perahu berlayar menemukan pulau-Nya

ditiupkan seruling, didendangkan rebana-rebana
ditarikan penari-penari malam, dan petikan gitar
aku menempuh perjalanan sebagai nada lagu-lagu
yang mungkin gugur di telingamu
ketika kau tengah berdoa

RITUS-RITUS MALAM

malam adalah kuil-kuil
tempat sunyiku menemukan kekasih
orang-orang menghamba dan meminta nasibnya
aku menyanyi dan menyenandungkan puisi
di atas hidup yang telah getir oleh cinta

ritusku adalah merindu-Nya
aku tak mengharap
aku tak merasa berharap
aku pasrah dalam bungkus kasih

kekasih yang kucintai senantiasa ada
walau sepi diri, walau dihadap mati
hanya wajah-Mu yang mengucil
dan membesar di hati

di sana kudirikan kuil-kuil
yang tak bisa dirobohkan oleh permintaan

BURUNG-BURUNG AIRMATA
MENYANYIKAN PENYESALAN

ketika dunia akan jadi petang
padaku, seekor burung terbang
dalam gerimis dadaku
dalam rinai-rinai kesedihan

betapa menyesalnya
awan-awan langit itu
menyaksikan luka-luka
di tanah itu terbuka

bulu-buluku yang rontok
seperti menguburkan waktu yang lama
seperti ingin kembali menyusun daun-daun
pada pohon-pohon yang ranggas itu

baris-baris percumbuan musim
dan pertemuan belai-belai mesra tangan Tuhan
ah, aku ingin mendengar kesiur angin nabi lagi
harum menjabat helai-helai warna dalam kerontang hari

aku ingin terbang tanpa tujuan menyelami hatiku sendiri
tapi dari kedua mataku
beterbangan burung-burung airmata kepada ranting-ranting tangan
menyanyikan penyesalan dalam doa-doa

Tinggalkan Balasan