PAGI DI BULAN SYABAN
Allahumma barik Lana fi rajaba wa sya’bana waballiqna ramadlan waqfir Lana dlonubana.
Lantunan zikir semakin berkumandang
Seperti laron yang datang tak diundang
Menyerap resap di hati terdalam
Hingga larut abadi bersemayam
Matahari sekarang sedang cerah
Mari bercermin belajar sejarah
Belajar mengambil ibrah
Sebab bulan ini bulan mulia
Berhias permata lewat berpuasa.
SENANDUNG SAJAK SYABAN
Pagi ini matahari sudah tersenyum
Di antara ranting pohon rindang
Sementara bulan pamit izin bersemayam
Diiringi senandung burung kutilang
Shollallahu ala Muhammad, shollallahu alaihi wasallam.
Sementara itu anak desa riang gembira
Sebab satu bulan lagi Ramadan tiba
“Sekarang mari nikmati bulan syaban mulia
Dengan rasa cinta, iman dan takwa”
Tutur anak desa di Empang sana.
Marhaban ya sahra syaban
Bulan keagungan nabi Muhammad
Yang sudah ditunggu jutaan umat
Dengan lukisan sejarah tersemat
FRAGMEN RINDU
Teruntuk almarfullah KH. Tohir Zain bata-bata
Lamunan bayang kembali berduka
Ketika cerita usang terpampang di kepala
Hanya bait Fatihah senantiasa menyangga
Hati lemas tersungkur hati luka
Mungkinkah ingatan sekadar lintasan
Seperti riuh angin memecah keheningan
Atau memang sebatas hawa alam
Terpatri ingin mengucapkan salam
Assalamualaikum ya ahla diyar
Tubuhku kembali bergetar
Jari-jari lemas tak punya kekuatan
Hanya bibir bersuara lirih
Ekspresi raga sedang letih
Sembari air mata menetes
Di atas kebun keindahan
Karena kami yakin engkau berada dalam junjungan
Di ambang pintu surga abadi sepanjang zaman.