SEMADI SANTRI
silau nun jejak merangkak
meniti setapak di jalan sajak
bersaksi bagai malam tanpa dosa
![](https://i0.wp.com/www.duniasantri.co/wp-content/uploads/2022/09/Duniasantri-Telegram-Acquistion.jpeg?fit=1280%2C720&ssl=1)
masih terasa jejak kita
beribu daun tergiur desir angin
berisak doa-doa yang menerpa
tangan kemarau musim merantau
menyibak tari tandak senandung tua
beralas leksikon rupa pulau madura
Sumenep, 28 Agustus 2021
FRASA DAUN
ia belajar dari musim kelabu tua
mengaji debur tabah setinggi tugu
bersetubuh gunung tinggi sejulang imaji
frasa daun terkoyak kayu kenanga
akar-akar tetusuk cangkul para petani
janji gundah diam melingkar jadi pagar
ranting kayu tubuh melukis jejak puisi
sajak-sajak sepi melakoni ritual api
tertekan di batang hina dan derita
Sumenep, 28 Agustus 2021
SELIR SEPI
gundik tawa terpatri dalam imaji
cadar tabah selubung merekah
tersibak tirai jendela biru muda
selir sepi hunus mengumpamakan
sujud subuh duduk berlabuh
memilih tawakal pada Tuhan
kita bagaikan imperium kerajaan
yang terserang senjata tabik sunyi
kalah dalam perang melawan sapa
Sumenep, 28 Agustus 2021
GERSANG
Biru. Kering kemarau julur merantau
Kulihat daun-daun gugur mengguyur.
Tumpukan hari, berdoa nan meminta.
Gersang menerawang alam semesta
Panas menjajah pundi kilau-kilau api
Tandus mata kizib mencicik duri-duri
Kulihat langit membentang kelaparan
Kulihat janur-janur menguning. Gugur.
Menceritakan tarian angin fatamorgana.
Rumput kisah mati pergi ke lahat sunyi
Orang-orang lalu lalang ketakutan. Ah!
Semuanya kering gelisah serajam resah.
Kicau-kicau burung kemarau parau mati
Komplikasi yang menyengat, menyihir
tarian hasrat yang bediri di pundak duri.
Oh Tuhan, buatlah musim kini jadi puisi
Agar rima diksi bertakwa, tanpa peristiwa.
Sumenep, 13 Oktober 2019.
Selamat lek syaiful
Terima kasih kakak