TANPA IBU
Papan-papan yang kau susun rapi
menjadi tembok kepelikan
Berlantai kesunyian
dipaku kerinduan yang mulus kau delikkan
Lorong bawah semakin gelap
Aroma getir kehidupan merebak
Merayap pada tiang-tiang
Bergelora memutari rumah kayu
Membawa lari jiwa rapuhmu
pada kenangan lalu
Ya,
Di kala peluk ibu
mengalahkan hangatnya
perjamuan istana raja
Yogyakarta, 2021.
PADA BAZIKH
Simpang lima kala itu terlalu bising, Zikh
Lonceng-lonceng Pak Tua bergema
Rintik-rintik air Tuhan mengoyak relung jiwa
Dalam panjang malam-malam dingin
Aku luruh dalam buai dekapan angin
Hatiku kaku, pilu, lalu terbelenggu
Kanvas putih itu telah menguning, Zikh
Dibawa masa pada dermaga tahun kelima
Kuteguk bergelas-gelas madu pahit
dari cawan ketulusan
Pun tak jua membasahi kerongkongan kerinduan
Yogyakarta, 2021.
TIGA HARI UNTUK BAPAK
Hari pertama,
Kringgg
“Halo mas, bisa pulang? dia berhasil menjadi juara”
Kemudian sepanjang hari terasa mudah
Lengkung manis bibirnya berlarian dalam otak
Hari kedua,
Kringgg
“Halo mas, bisa pulang? dia demam sejak semalam”
Kemudian sepanjang hari terasa lelah
Isak tangisannya berlarian dalam otak
Hari ketiga,
Kringgg
“Halo mas, bisa pulang? dia sudah berpulang”
Kemudian sepanjang hari terasa susah
Dingin dan kaku tubuhnya berlarian dalam otak
Hening
Kini telepon tak lagi berdering
Yogyakarta, 2021.