SONETA UNTUK SHOPIA
Sebaik-baiknya cinta adalah kau, Shopia
Perempuan yang kusebut sebagai akar dari pohonku
Bahkan sampai suatu musim berganti
Kau selalu menemukan ruang
Sebagaimana hidup di bumi dadaku yang kerontang
Dan selalu menemukan tempat berteduh
Setiap hujan yang jatuh satu per satu
Dekatkan tanganmu, lalu letakkan ke dasar dadaku
Kau juga harus tahu bagaimana detak itu
berjalan di sudut hatiku
Atau bahkan semayam di antara tangan-tanganmu
Maka di antara detak itu, Shopia, aku merindukanmu
Sebagai rasa yang kujunjung tinggi
Dari cinta yang paling murni
Giliyang, 06 Agustus 2021.
RUMAH MASA LALU
Apakah kau masih ingat, tentang laut
yang kehilangan warnanya
Setahun setelah percakapan kita berdasar gelombang
Angin yang tak kalah riuhnya
Mengelus-elus tubuh kita
Jendela di dinding rumah kita berdebu
Masa lalu adalah jalan buntu yang kita sesalkan
Dan apakah kau masih ingat,
suatu ketika,
di mana percakapan kita pecah berkeping-keping
Kita sama-sama berdengkur di dinding
percakapan yang bernama kesedihan
Suatu kelak, ketika kau dan aku saling bertemu
Di sebuah jalanan barangkali, tanpa rencana dan mimpi
Percakapan ini yang akan membangunkan kita
dari nyenyak masa lalu.
Giliyang, 20 Juli 2021.
TUALANG RINDU
Memaknaimu, cukup aku bayangkan
sebagaimana waktu bekerja
Menyusuri rindu di kepalaku,
kau berjalan seperti menyentuh isi jiwa
Ruang dan waktu seperti terkutuk di dalamnya
Malam tak hanya gelap yang berselisih
Menyentuh dinding kamarku
Apa pun aku artikan sebagai tualang ingatan
Sebagai rindu maya, berisi kecemasan
Hingga lewat seluruh bayang-bayang ini
Kau semadi di jantung hati.
Giliyang, 20 Juli 2021.