Bapak Putu Wijaya yang saya takzimi, Ada rasa senang yang merebak di dada kami, anggota Semaan Puisi, kala Bapak sudi menerima kunjungan kami (Kamis, 3…
View More Surat Kelima: Kepada Bapak Putu WijayaPopuler
Chromatica: Moksa melalui WarnaMalam ini, di antara aroma dupa yang menyala pelan, saya membaca kembali ka...
Berlomba dalam KebisinganSejak dulu, manusia selalu punya kecenderungan untuk ikut berbicara tentang...
Membaca Kembali “Guruku Orang-orang Pesantren”Di tangan KH Saifudin Zuhri, pesantren bukan sekadar tempat menimba ilmu ag...
Retrospeksi PesantrenKenapa di Indonesia ada pondok pesantren, lembaga pendidikan keagamaan yang...
Trending
Pesantren sebagai Subkultur, Masih Relevankah?Pada tahun 1972, Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) menulis artikel ringkas nam...
