Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kilas balik awal mula berdirinya pesantren. Dikutip dari halaman Tempo yang diunggah pada tanggal 28 Oktober 2021, “Mengenal Sejarah Pesantren di Indonesia”, disebutkan bahwa cikal bakal lahirnya pondok pesantren diduga ketika Syekh Maulana Malik Ibrahim atau lebih dikenal dengan Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel, Surabaya, Jawa Timur.
Hal ini diperkuat dengan tulisan Agus Sunyoto dalam bukunya yang berjudul Atlas Wali Songo. Dalam buku ini dijelaskan bahwa pesantren disinyalir merupakan hasil Islamisasi sistem pendidikan lokal yang berasal dari masa Hindu-Buddha di Nusantara. Kala itu, lembaga pendidikan lokal berupa padepokan dan dukuh banyak didirikan untuk mendidik para cantrik.
Berdasarkan hal-hal tersebut, tidak diragukan lagi bahwa pesantren memang merupakan lembaga pendidikan tertua di Nusantara, dan sudah lebih dahulu berdiri dibandingkan dengan negara kita. Oleh sebab itu, maka tak ayal jika banyak catatan sejarah yang mengungkapkan jasa besar pondok pesantren dalam memperjuangkan Indonesia.
Pada masa penjajahan, misalnya, pesantren tak hanya menjadi lembaga pendidikan agama Islam, namun juga turut aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan negara kita. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ulama-ulama pesantren yang digelari sebagai pahlawan Nasional, dan masih banyak lagi sumber-sumber yang lain, seperti dalam film Sang Kiai dan sebagainya.
Namun, tak hanya sampai di situ, kontribusi pesantren dalam membangun negara Indonesia juga tak dapat dimungkiri. Banyak sekali dari orang-orang pesantren yang menjadi pejabat negara, mulai dari presiden seperti Gus Dur, wakil presiden seperti KH Makruf Amin, dan ada juga yang menjadi DPR atau pun angkatan bersenjata Indonesia.
Dari fakta-fakta tersebut, maka tak heran selain merupakan lembaga pendidikan tertua di Nusantara, pesantren juga dicap sebagai lembaga pendidikan tersukses. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya pesantren-pesantren di seluruh pelosok Nusantara.