MIMPI PENYAIR
Ia pergi mencari mimpi-mimpinya yang semalam hilang
Dari kisah yang baru saja lahir dari hatinya
Dan hati kekasihnya
“Aku ingin seperti Chairil”, bisiknya
Di beranda malam, ia temukan kepingan cerita
Kisah-kisah yang semalam ia mimpikan dan ia lupakan
Lalu ia ingat-ingat kembali
Dari tapak petualangannya
Dipandangkannya sebuah tempat
Sisa kenang dari persinggahan sengkarut mimpi
Atau sebagai simfoni memeluk ingatannya
Lalu ia bergegas kembali ke dasar malam
Dengan raut mimpinya yang dipeluk amnesia
“Aku ingin seperti Chairil”, ulangnya
Hingga tak lama kemudian
Ia temukan mimpi-mimpinya di dalam sebuah sajak
Giliyang, 2021.
HIKAYAT SERENADE
Apakah sore itu ia tiba di Baarle-Nassau?
Dengan hikayat yang tak pernah alpa
Menyanyikan kastil penghormatannya?
Pada lanskap yang diselimuti nada-nada minor
Dan bisikan tembang suara
Seperti mengirim hikayat cintanya di sore hari
Apakah sore itu ia tiba di Baarle-Nassau?
Melihat waktu-waktunya yang berkelindan
Pada hati orang-orang yang tak pernah padam
Menyanyikan lagu penghormatannya
_Hingga ke ujung magrib
Giliyang, 2021.
DI MEJA PARA PEMABUK
Ia membawa sebotol vodka
Di letakkan di Caffe Table
Pada malam yang tinggal sepertiga
Di bibir para pemabuk
“Silakan minum”
Di tepi ruang
Ia lihat seseorang yang tergelimpang
Seperti menjumpai alamnya sendiri
“Malam adalah ritual bagi para pemabuk”, imbuhnya
Lalu ia meletakkan wajahnya
Ke arah laki-laki tua itu
Giliyang, 2021.
KISAH SI TUKANG BECAK
Seseorang melihatnya
Ia seharian nyenyak di tepi jalan itu
Sepi-sunyi, berkelindan di kepalanya
Menjelma tangan-tangan kosong
Di tepi jalan itu