Miftahul Ulum, Pesantren yang Memproduksi Teri Crispy

40 views

Tak hanya mendidik santrinya mengaji. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al Asya’ariyah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, juga mendidik para santri untuk berwira usaha. Melalui Koperasi Pondok (Kopontren) Pesantren Miftahul Ulum, para santri diajak memproduksi Teri Crispy.

Sejak 2019, para santri yang bersekolah di MA Pesantren Miftahul Ulum memproduksi Teri Crispy. Teri Crispy ini merupakan olahan ikan teri yang digoreng dengan balutan tepung dan dibumbui dengan rempah-rempah pilihan, sehingga memiliki rasa yang renyah dan lezat menggoda selera.

Advertisements

Teri Crispy produksi para santri ini memiliki beberapa varian rasa, yakni original, super pedas, dan sambal balado. Bahan-bahan untuk membuat makanan ini di antaranya ikan teri, tepung, garam, dan minyak nabati serta perisai makanan untuk varian nonoriginal.

Dari sisi pengemasan, produk ini memang belum seapik produk keluaran industri atau pabrikan modern. Pengemasan hanya memanfaatkan fasilitas alat printing seadanya untuk penanda produk dan itu pun dikerjakan oleh siswa Madrasah Aliyah.

Produk makanan karya santri itu dipasarkan di pusat-pusat penjualan oleh-oleh, di toko, hingga di tempat-tempat wisata. Selain itu, jaringan alumni pondok pesantren juga ikut terlibat dalam pemasaran produk ini. Karena itu, tidak ada permasalahan penjualan hasil karya para santri Pesantren Al Asya’ariyah ini. Produk Teri Crispy sering kali langsung habis karena jaringan alumni santri yang di berbagai daerah juga ikut terlibat dalam pemasaran.

Tak hanya di wilayah Pamekasan, konsumen dari luar daerah pun banyak berdatangan setelah Kopontren Al Asya’iyah melakukan promosi di media sosial. Teri Crispy juga merupakan produk unggulan ini juga diikutkan dalam program One Pesantren One Product (OPOP) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Walaupun Pulau Madura memiliki kawasan perairan laut yang cukup luas bukan berarti mudah untuk mendapatkan pasokan bahan baku teri. Faktor cuaca yang mengahambat hasil tangkapan nelayan tradisional. Faktor lainnya yaitu karena belum ada teknologi budi daya ikan teri sampai saat ini.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan