Aksi sejumlah anak yang melakukan freestyle saat sujud dalam salat yang viral di media sosial tengah menjadi sorotan belakangan ini. Tren ini marak dilakukan saat salat tarawih berjamaah di masjid atau musala. Hal tersebut tentunya menuai banyak kecaman dari warganet.
Gerakan freestyle dalam sujud dilakukan oleh mereka dengan meletakkan kepala dan tangan di lantai sebagai penopang. Selanjutnya, mereka mengangkat kedua kaki tinggi-tinggi ke atas. Padahal, gerakan sujud seharusnya dahi, telapak tangan, dengkul, dan ujung jari kaki menempel dan bertumpu di lantai. Tapi tidak dengan sujud freestyle ini. Aksi ini terus ditiru oleh anak-anak lain di berbagai wilayah di Indonesia.
Rupanya, fenomena ini terinspirasi dari emoji dalam suatu game Free Fire (FF). Gerakan atau pose ini punya tingkat kesulitan tinggi, dan bukan untuk pemula yang baru mulai belajar. Jika memang ingin bisa melakukan gerakan sujud freestyle dengan aman harus diawasi ahlinya. Jika tidak dilakukan dengan benar, maka dapat menyebabkan kerusakan langsung atau bertahap pada leher dan tulang belakang. Dan bisa berakibat fatal.
Dalam pandangan medis, gerakan sujud freestyle itu berbahaya jika dilakukan orang yang tidak profesional. Dokter ortopedi dari Royal Sport Medicine Center, dr Bobby Nelwan SpOT(K-Sport), menyebut sujud freestyle tersebut berisiko memicu patah tulang atau dislokasi tulang leher. Hal ini bisa terjadi karena kondisi tulang pada anak relatif tipis dan lebih kecil dibandingkan pada orang dewasa. Oleh karena itu, jika anak-anak melakukan aktivitas sujud freestyle potensi patah dan dislokasi tulang akan lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.
Selain itu, gerakan freestyle yang salah juga dapat menyebabkan cedera hernia di leher. Ini terjadi saat jeli yang lebih lembut yang terbungkus di tulang belakang terdorong keluar. Situasi ini akan menyebabkan rasa sakit, mati rasa, atau kesemutan di leher dan lengan. Gerakan sujud freestyle juga sangat tidak dianjurkan oleh orang yang memiliki tekanan darah tinggi.