Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) lintas generasi, hari ini, Rabu, 8 Desember 2021 mengadakan pengajian kitab Al-Busyra: Fi Manaqib Sayyidah Khadijah Al-Kubra. Pengajian perdana ini dilaksanakan di Kafe Kancakona Kopi Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pengajian kitab yang diampu oleh Kiai M Faizi, pengasuh Pesantren Annuqayah daerah Al-Furqon, Sabajarin, dimulai jam 15.30 hingga selesai.
Pengajian kitab Al-Busyra Fi Manaqibi Sayyidah Khadijah Al-Kubra menjelaskan tentang kehidupan Siti Khadijah. Sebagai istri Nabi Muhammad saw, tentu banyak hal yang dapat kita teladani demi tapak tilas keagungan dan kemuliaan. Dalam hal ini perlu dipelajari dan dipahami manaqib (sejarah) dari pendukung utama dalam dakwah dan perjuangan Rasulullah saw.

Dalam pengantar pengajian ini, Kiai Faizi mengatakan, “Bahwa dalam setiap kesuksesan, seseorang dapat dipastikan ada pendamping (istri) yang mendukung sepenuh jiwa terhadap suatu perjuangan.” Termasuk, dalam perjuangan Nabi Muhammad saw, Siti Khadijah adalah pendamping Nabi dalam mewujudkan suksesnya kemuliaan Islam. Oleh sebab itu, menyelami biografi Sayyidah Khadijah adalah sebuah keniscayaan dalam keharusan kita sebagai umat Islam.
Syaikh Ahmad bin Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani, sebagai pengarang kitab Al-Busyra, dalam pengantarnya menjelaskan bahwa Sayyidah Khadijah adalah seorang yang mulia. Dilihat dari jalur ayah atau ibu, Siti Khadijah ini termasuk dari keturunan yang agung. Terpelihara dari nilai-nilai jahiliyah (kebodohan) dan termasuk wanita yang teguh dalam memegang prinsip keislaman. Khadijah juga yang pertama kali beriman (percaya) atas kerasulan Muhammad saw.
Syaikh Ahmad Alawi mengatakan, “Sayyidah Khadijah adalah sebaik-baik tabiat yang memiliki etika kesempurnaan, yang ditulis demi meruahnya sinar akhlak Beliau yang mulia. Dasar pengambilan sejarah dari dalil yang maqbul (terpercaya), bukan dari dasar yang maudhu’ apalagi mardud (tertolak).” Jadi dasar kaidah sejarah ini valid dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Pengajian yang sengaja ditempatkan di Kafe Kancakona Kopi ini dimaksudkan sebagai bagian dari jaringan dakwah. Bukan saja para alumni pesantren yang dapat menyimak penjelasan kitab, namun juga para pengunjung lainnya dapat menelaah kearifan nilai sejarah dari keagungan jejak yang begitu mulia. Membaca sejarah orang mulia akan memberikan motivasi kepada kita untuk mengikuti langkah-langkah keagungannya.