DI LUAR SEDANG HUJAN
Hujan datang lagi
Mendoakanku kesekian kali
Ia sengaja Tuhan jatuhkan
Biar bumi menjadi basah, turut sertakan harapan
Genap dua puluh hari sudah rintik titah Tuhan berjatuhan
Sedang aku dua puluh satu tahun ikut menyaksikan
Tenanglah, biarkan air-air itu membawa doaku pergi
Ke tuju yang sering kusebuti
20.11.21.
PADA SEBUAH SUBUH
Di ujung subuh aku melihatmu dengan benar
Peci hitam sampurna melingkar
Di bawah terang sinar rembulan
Kuulas senyum kepada Tuhan
Aku melihat kelembutan hati dalam dirimu
Macam malam, tenang merentangkan tubuh
Sekadar menanyakanmu apa kabar
Bibirku keluh bertutur panjang
Fajar matamu begitu damai
Syukur dalam diri tak pernah usai
Jangan lupa untuk menyapaku
Sebelum subuh esok, kembali aku menemukanmu
2.11.21.
BINTANG YANG SENDIRIAN
Sampai detik ini aku belum mewujudkan mimpi
Tak ada yang berwujud asli
Aku menyimpannya pada senja sore hari
Nanti akan kujemput jika waktu sudah mengizini
Senja menyimpan inginku sangat dalam
Jauh ke dasar jingga hampir menyentuh malam
Ia akan menemuiku ketika langit makin gelap, katanya
Sampai aku mengubah diri menjadi bintang yang sendirian menunggu waktu itu tiba
20.11.21.
SENJA DI LAUT PAMEKASAN
Lagi-lagi aku melihat senja yang sama
Saat kutemu pertama kali di ujung doa
Aku ingin menyapa, bercerita, atau menemui puisi yang bermacam-macam
Namun keluh lidahku menyuruhku menyimpan dahulu impian
Di langit Pamekasan ada senja
Jingganya semakin menua
Namun tak sampai memutih karena titah Tuhan
Malah semakin asri dipandang hati paling dalam
21.11.21.