Bulan Hormat Santri pada Guru

240 kali dibaca

Tiap 25 November, di Indonesia diperingati sebagai hari guru. Karena itu, sepanjang November bulan depan, duniasantri akan menjadikannya sebagai “Bulan Santri Hormat pada Guru”.

Apa yang akan dilakukan? duniasantri akan mengutamakan pemuatan tulisan-tulisan dengan topik tentang guru. Karena itu, duniasantri akan mendorong para santri penulis untuk menyiapkan tulisan-tulisan tentang guru.

Advertisements

Ada dua tema yang ditawarkan untuk penulisan “Bulan Santri Hormat pada Guru” ini. Tema pertama adalah “Guru Ideal Generasi Milenial”. Sedangkan, tema kedua adalah “Guru Kaum Santri”.

Tema yang pertama, tentu saja, akan banyak berbicara tentang sosok guru ideal menurut kacamata generasi milenial. Kenapa tema ini penting? Sebab, zaman terus berubah dan berkembang sedemikian rupa sehingga tentu saja akan berpengaruh terhadap model pembelajaran dan relasi antara guru dengan murid. Sosok guru ideal dan model pembelajaran di masa lalu bisa jadi sudah dianggap ketinggalan zaman.

Guru yang “galak” dan tiap hari memberi “PR” mungkin di satu era dianggap ideal, tapi hari ini bisa jadi yang didambakan setiap murid adalah guru yang friendly dan bisa menjadi “bestie”, atau tidak apa-apa kalau dipanggil “bro”, misalnya. Bahkan, dengan perkembangan teknologi digital yang demikian canggih, tidak tertutup kemungkinan sosok guru ideal bisa “di-custom” sesuai keinginan murid, termasuk model pembelajarannya. Siapa tahu.

Karena itu, kita memerlukan informasi yang konprehensif dari kacamata generasi milenial, guru ideal yang mereka dambakan itu seperti apa sosoknya. Dengan tema ini, kita bisa mengecek ulang apakah khazanah kita tentang sosok guru ideal dan model pembelajaran yang baik di masa lalu masih relevan atau memerlukan penyesuaian. Dengan menulis tema ini, para santri penulis di duniasantri sedikit banyak akan berkontribusi pada masa depan pendidikan bangsa ini.

Sementara itu, jika tema pertama berupa tulisan opini murni dan akan dimuat di rubrik Opini, maka tema kedua akan berupa karya jurnalistik dan akan dimuat di rubrik Sosok. Sebab, ia memuat profil guru yang pernah mendidik kita, kaum santri.

Setiap penulis bisa memilih salah satu guru, gurunya sendiri, bukan gurunya orang lain, untuk diprofilkan. Bisa jadi mereka adalah guru ngaji kita di langgar saat belajar mengeja alif-ba-ta, guru-guru kita di sekolah atau di pesantren, atau dosen-dosen kita di perguruan tinggi atau mahad aly, atau bahkan guru dalam kehidupan sehari-hari.

Selayaknya menulis profil untuk rubrik Sosok, maka dalam tulisan kita harus menggambarkan sangat detail siapa sosok guru kita ini sebenarnya; seperti apa perjalanan hidupnya; seperti apa kehidupannya sehari-hari; seperti apa ketekunannya dalam mendidik murid-muridnya; bagaimana caranya membuat murid-muridnya bisa menjadi pembelajar yang baik; dan hal apa dari guru kita ini yang membuat kita sangat terkesan atau terkenang yang tak terlupakan; sebagainya.

Guru-guru kita ini, mungkin hampir semuanya, bukanlah tokoh-tokoh terkenal atau populer. Bukan pula sosok glamour yang selalu disorot kamera media. Mereka, mungkin hampir semuanya, tetap bekerja dan berbakti dalam sunyi. Bahkan di antara kita mungkin sudah lupa akan namanya. Maka, satu tulisan tentangnya akan menjadi cara sederhana sebagai bentuk rasa terima kasih atas jasanya pada hidup kita.

Mari memberi hormat pada guru dengan menuliskan sosok dan kiprah mereka.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan