Buya Syafii, Pengabdian Hingga Akhir Hayat

70 views

Hari Jum’at, 27 Mei 2022, tokoh besar dan cendikiawan muslim berpengaruh di Indonesia, Buya Ahmad Syafii Maarif, atau yang lebih dikenal dengan Buya Syafii, telah berpulang ke Hadirat Allah swt. Kita semua berduka, berbelasungkawa atas wafatnya guru bangsa. Karena pemikiran Beliau terhadap bangsa dan negara cukup memberikan kesan yang cukup mendalam, serta perjuangan yang tidak pernah pupus hingga akhir hayat. Buya Syafii meninggalkan banyak pemikiran yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Buya Syafii lahir pada tanggal 31 Mei 1935 di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau. Ayahnya adalah kepala suku dan saudagar bernama Ma’rifah Rauf Datuk Rajo Malayu. Sementara ibunya, Fathiyah, wafat ketika Syafii baru berusia 18 bulan (seperti dilansir di laman muhammadiyah.or.id). Jadi hingga Jumat, 27 Mei 2022, Buya Syafii meninggal dunia pada usia kurang lebih 87 tahun dengan karya literasi (pemikiran) yang cukup banyak dan berpengaruh.

Advertisements

Saat masih kecil, Buya Syafii belajar di Sekolah Rakyat (SR). Sedangkan pengetahuan agama, beliau belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah tidak jauh dari kediaman Beliau. Buya Syafii tamat Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1947 tanpa menerima ijazah karena pada saat itu sedang dalam pergolakan perang revolusi kemerdekaan. Meskipun beliau tidak mendapat ijazah, akan tetapi pengetahuan yang diperoleh tidak dapat dipandang sebelah mata.

Setelah menamatkan Sekolah Mu’allimin Muhammadiyah, Balai Tengah, Lintau, pada tahun 1953, saat Buya Syafii berusia 19 tahun, kemudian melanjutkan ke Sekolah Mu’allimin Yogyakarta sampai tahun 1956. Kemauan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan begitu kuat, hingga Buya Syafii menjadi sosok yang cerdas dan berpengetahuan. Di Sekolah Mu’allimin Yogyakarta, Buya Syafii aktif di organisasi Kepanduan Hizbul Wathan dan pernah menjadi pimpinan Majalah Sinar. Sejak itu kreativitas dan kualitas pengetahuan Buya Syafii dimulai dan menjadi dasar keterampilan dalam membangun dunia pendidikan yang berkualitas.

Hingga tahun 1957, atas permintaan Konsul Muhammadiyah di Lombok, Buya Syafii berangkat ke sebuah kampung bernama Pohgading untuk menjadi seorang guru. Setelah itu, Buya Syafii melanjutkan pendidikan di Universitas Cokroaminoto, Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP UNY, Universitas Ohio Amerika Serikat hingga Universitas Chicago, Amerika Serikat. Latar belakang pendidikan Buya Syafii menunjukkan bahwa beliau merupakan sosok cendikia yang tidak dapat diremehkan. Beliau merupakan salah satu tokoh pendidikan yang sangat berpengaruh dan berkontribusi faktual terhadap kehidupan bangsa dan negara.

Buya Ahmad Syafii Maarif adalah tokoh Muhammadiyah yang sangat berkompeten dalam membangun pendidikan bangsa. Beliau menjadi Ketua Umum Muhammadiyah selama tujuh tahun, dari tahun 1998 – 2005. Bukan hanya terkait dengan pendidikan, lebih dari itu, pemikiran dan karyanya juga seringkali memberikan pencerahan terhadap permasalahan bangsa. Pemikirannya yang tertuang dalam berbagai karya ilmiah dimuat di berbagai media massa. Jadi, Buya Syafii Maarif merupakan tokoh bangsa yang tidak akan begitu saja terlupakan. Karena, beliau telah membangun berbagai konsep pendidikan dan kebangsaan untuk kebaikan generasi yang akan datang.

Buya Syafii Maarif tidak saja terkenal di dalam negeri. Bahkan di luar negeri pun Beliau punya nama dan pengaruh yang signifikan. Buya Syafii Maarif juga pernah menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP). Selain itu, atas karya-karyanya, Buya Syafii mendapat anugerah penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina pada tahun 2008. Dan masih banyak lagi kreatifitas dari tokoh Muhammadiyah ini yang tidak dapat penulis sebutkan di kesempatan kali ini. Tetapi, perjuangan beliau akan tetap menjadi kenangan sepanjang kehidupan.

Buya Ahmad Syafii Maarif memang telah tiada. Pengabdian beliau hingga akhir hayat akan selalu menjadi pelajaran dan pengajaran. Hingga perjuangan dan pemikirannya akan tetap abadi dan menjadi fikrah yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan. Kita berduka atas wafatnya tokoh bangsa dan berbelasungkawa atas kepergian Beliau selamanya. Innalillah wa inna ilaihi roji’un, kita semua akan kembali kepada keabadian, ke hadirat Allah swt. Semoga Buya Syafii mendapat tempat yang indah, surga Allah swt. Aamiin!

Multi-Page

Tinggalkan Balasan