Dari Sukorejo untuk Lingkungan*

107 kali dibaca

Ini adalah tahun keempat saya mondok di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. Banyak pelajaran hidup yang saya dapat, bahkan agaknya saya tinggi hati karena merasa lebih bisa mengatasi masalah dari sebelumnya. Semoga saja tidak. Dan, bagaimana perasaan itu tidak hadir, sementara saya di pondok ini benar-benar dilibatkan secara langsung dalam mengatasi suatu masalah. Saya juga kebagian capeknya, tidak enaknya, dan keluh-kesahnya. Tak terkecuali dalam masalah sampah —semua santri di Pesantren Sukorejo dilibatkan dalam menangani masalah ini.

Sampah adalah masalah yang selalu hadir di kerumunan banyak orang. Ada sekitar 24.000 lebih santri yang sedang bermukim di Pondok Sukorejo ini. Jika satu sampah muncul dari setiap santri, maka ada sekitar 24.000 penghasil sampah dalam setiap harinya. Itu jika satu dan dalam kurun waktu satu hari saja. Bagaimana jika dua sampah, bagaimana jika sebulan dan seterusnya.

Advertisements

Dari itu, maka santri diwajibkan untuk membawa piring sendiri ketika membeli nasi, tidak dibungkus kertas nasi lalu dibungkus lagi pakai plastik tahu. Dan, tentu kebijakan ini bukan hanya tertuju kepada santri, melainkan juga penjual nasi; bahwa mereka dilarang untuk menyediakan kertas nasi. Hal yang sama berlaku bagi toko belanja santri; sebanyak apa pun barang belanjaan santri, pihak toko tidak menyediakan plastik untuk wadahnya. Biasanya, jika mau belanja banyak barang, santri membawa tas sekolah sebagai wadah. Ya, agak mengesalkan kadang. Sebab, selain antre beli nasi, juga antre untuk cuci piring. Tapi, saya rasa itu yang seharusnya.

Siapa yang tidak pernah mendengar kalimat “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Lebih baik mencegah munculnya sampah daripada harus memunculkan lalu membuangnya.

Ihwal sampah pada hakikatnya tidak ada yang dibuang, melainkan dipindah tempat saja. Sebab, tak ada bedanya ia berada di tempat mana saja; jika masih berupa sampah ia adalah sesuatu yang berbahaya. Jika memang dibuang harusnya ia tidak memiliki dampak apa pun. Begitu seharusnya. Itu yang menjadi salah satu dasar kebijakan Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo terkait sampah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan