Festival Kalibeber, Diawali Napak Tilas Perjuangan KH Muntaha

678 kali dibaca

Dalam rangka Haflah Khotmil Quran Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Al Asy’ariyah Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah dan Haul Al Maghfurlah KH Muntaha Al Hafidz ke-20, PPTQ Al Asy’ariyah menggelar Festival Kalibeber 2024 yang berlangsung dari Ahad, 7 Juli 2024 hingga Selasa, 16 Juli 2024 yang bertepatan 10 Muharram 1446 H.

Festival Kalibeber diawali dengan kegiatan Napak Tilas dan Ziarah Bersama pada Ahad, 7 Juli 2024. Napak tilas untuk mengikuti jejak perjuangan KH Muntaha Al Hafidz dimulai dari pondok induk menuju Pondok Al Asyariyah 2 Deroduwur, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo. Napak tilas dimulai pukul 06.00 WIB diikuti oleh seluruh santri, alumni, dan dewan asatiz. Napak tilas ini menempuh jarak 7 Km dengan berjalan kaki melewati lima desa, yaitu Desa Kebondalem, Mojosari, Serang, Munggang, dan Derongisor.

Advertisements

Dalam perjalanan napak tilas nampak, para santri dan alumni menyusuri rute jalan beraspal yang mendaki dan menurun. Jalan perdesaan yang biasanya lengang, pagi itu terlihat konvoi ramai oleh peserta, juga lalu lalang kendaraan peziarah maupun kendaraan pengiring pejalan kaki. Nampak masyarakat yang dilalui antusias menyapa bahkan rela berbagi sedekah makanan tradisional seperti opak ubi, segomegono pincuk, tempe kemul, dan aneka minuman yang telah disiapkan di teras rumah-rumah warga.

Rute perjalanan yang naik turun khas pegunungan ini tidak menyurutkan langkah kaki peserta napak tilas. Terdengar sayup selawat disela canda dan obrolan mereka. Matahari yang baru saja menaik disertai hawa sejuk dengan suhu 24⁰C makin menambah rasa bersyukur kepada Tuhan atas keindahan alam dan hasil bumi warga setempat, seperti suburnya tanah pertanian yang menghasilkan padi, aneka sayuran, tembakau dan lainya.

Walaupun keringat mulai membasahi badan dan napas yang terengah, para peserta makin menyadari akan besarnya kiprah, perjuangan, dan hidmah KH Muntaha Al Hafidz kepada  masyarakat, khususnya di Kabupaten Wonosobo.

Al-Qur’an Berjalan

Oleh masyarakat, KH Muntaha Al Hafidz dikenal sebagai sosok “Al-Qur’an Berjalan”. Lelaki yang semasa hidupnya akrab disapa Mbah Mun ini lahir di kaki Gunung Bismo, Desa Kalibeber. Mbah Mun (1912-2004) adalah putra ketiga dari KH Asy’ari bin Kiai Abdurrahim bin Kiai Muntaha bin Nida Muhammad.

Mbah Muntaha menamatkan hafalan Al-Qur’an pertama kali kepada Kiai Utsman saat ia mengaji di Pondok Pesantren Kauman Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Tidak cukup kepada satu guru, ia meneruskan pendidikan Al-Qur’an kepada mahaguru Al-Qur’an Nusantara, yaitu KH Munawwir di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Di sana, ia tidak saja mengulang hafalannya, tetapi semakin mendalami keilmuannya dalam bidang Al-Qur’an, seperti ilmu qiraat sab’ah.

Setelah menyusuri perjalanan yang memakan waktu hampir dua jam, napak tilas ini kemudian berakhir di kompleks Maqbaroh KH Muntaha atau PPTQ Al Asy’ariyah 2 di Desa Deroduwur. Di kompleks yang berada di lereng Gunung Bismo inilah Mbah Mun dan keluarga dimakamkan.

Gemuruh suara jamaah melantunkan kalimat thoyyibah, tahlil, dan ayat-ayat Al-Qur’an memenuhi Aula Maqbaroh. Pembacaan Yasin dan Tahlil telah berulang kali dipanjatkan oleh kelompok peziarah yang memasuki area makam secara silih berganti.

Salah seorang alumni asal Kabupaten Temanggung, Kiai Agus Rosyid, usai memimpin pembacaan Tahlil, menceritakan sekilas manakib Mbah Mun dan kecintaannya kepada Al-Qur’an dan ahlinya. Dikatakanya, bahwa untuk menggembleng para santri, Mbah Mun memerintahkan santri-santrinya riyadhah dengan cara jalan kaki/napak tilas kepada ulama dan kiai. Di antara rute napak tilas yang hingga kini diistikamahkan adalah dari Kalibeber (Wonosobo) ke Kaliwungu (KH Usman,Kendal) Kendal), Kalibeber-Krapyak (KH Munawwir, Yogyakarta), dan Kalibeber-Tremas (KH Dimyathi, Pacitan).

“Mbah Mun sangat menghargai jasa-jasa guru dan kiainya, maka napak tilas ini diuri-uri oleh para santri Al Asy’ariyah hingga kini,” jelasnya.

Napak tilas yang dirangkai dengan ziarah masyayih ini, lanjut Kiai Agus, bertujuan mengambil ibrah atas perjuangan Mbah Mun dalam membumikan Al-Qur’an di tengah masyarakat. Karenanya, ia berpesan kepada para santri agar dimudahkan dalam menghafal Al-Qur’an untuk mengamalkan tiga wasiat Mbah Mun untuk para santrinya.

“Pertama, santri harus istikamah salat berjamaah. Kedua, nderes (mengulang) bacaan Al-Qur’an. Ketiga, gemar bersilaturahmi kepada manusia, terutama orang saleh,” kata Kiai Agus.

Napak tilas dan ziarah bersama merupakan rangkaian kegiatan Festival Kalibeber 2024. Dalam festival tahun ini, panitia akan menggelar berbagai kegiatan pentas seni untuk menghibur masyarakat, di antaranya kasidah, festival rebana, karnaval budaya, seni tari, pentas musik tradisional, dan lain sebagainya. Festival Kalibeber akan berakhir Selasa, 16 Juli 2024.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan