JIWA KEMARAU BERKALUNG LUKA
persembahan luka,
kepada jiwaku sendiri
yang memeluk api di sepanjang masa
separuh purnamaku beku,
dibekap lelah lelaki luka, berdarah
luruh ditikam kata-kata
aksara hujan butiran nestapa
menarilah pohon bidara, di atas angin
bertanam sekerat bibir,
pilu mantap aroma dupa malam
kemarau memendam rasa,
pada riak lukamu,
lukaku menabur luka-luka
Sumenep, 06062021.
SYAIR HUJAN KEMARAU
sajak aksara hujan,
di riak titik kemarau, Engkau berkabar!
pada sehelai gita,
kota tua mekarkan sejarah
tentang seribu purnama di matamu
menyemai kembang kenangan
di serambi mihrab rindu pulang
kemarau-Mu,
mendulang resah menabur sepah
seduh secangkir aroma fajar,
melukis pusara laut di gelap malam
membalut dermaga dengan air mata
menunggu sekawanan elang,
merebak riuh seharum bianglala
syair hujan,
dipeluk kemarau bersemai kerak waktu!
Sumenep, 06062021.
GURINDAM RINDU
teriak sunyi
digelang kobar api pancasona
sepah episode air mata,
dera bait-bait rindu
lepas seikat sajak
jilati jiwa, tapaki serunai cinta
cahaya gurindam, liris rindu
di rimbun takbir geriap gelombang
memasung riuh seikat tawa
gegap gelora di kobar senja
aku luruh,
di dadamu yang ranum
memilin zikir, takbir 1001 cinta
rindu memahat kelopak bianglala
tajam lentikmu,
jarakkan jeda waktu
dekap repih seputik kembang
bersujud purnama,
di palung auramu yang binar!
Masalembu, 040621.
SERUNAI MIMPI BERDERAI RINDU
tabuh senarai rindu,
rerimbun bulan gelora rona senja
tepian rona cakrawala,
tasbih riuh kelopak purnama
alismu binar,