Hari Ahad ini, Hotel Elmi Surabaya menjadi saksi bagi acara besar, Haul Nasional Masyayikh Annuqayah. Acara ini mengumpulkan ribuan peserta dari seluruh cabang Alumni Ikatan Santri Annuqayah (IAA) di seluruh Indonesia. Selain acara Haul Masyayikh Annuqayah, dalam kegiatan ini juga diisi dengan Seminar Nasional dengan tema “Tantangan Pondok Pesantren dalam Menghadapi Era Digital 5.0.”
Era digital 5.0 menandai perkembangan teknologi informasi yang sangat maju, dengan fokus utama pada konektivitas yang lebih dalam dan pintar. Era ini melibatkan integrasi yang lebih erat antara teknologi dan manusia, seperti komunikasi antar-otak dan mesin, serta penggunaan kecerdasan buatan yang semakin canggih. Ini juga berarti bahwa tantangan etika dan privasi menjadi lebih kompleks, sementara potensi untuk transformasi besar dalam berbagai industri seperti kesehatan, transportasi, dan pendidikan sangat besar. Era digital 5.0 memang menjanjikan perubahan yang mendalam dalam cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan teknologi.
Sambutan Pengasuh Pondok
Dalam kesempatan ini, KH. Naqib Hasan, menyampaikan ungkapan terima kasih atas prakarsa haul Masyayikh Annuqayah yang ditempatkan di Hotel Elmi Surabaya. “Kegiatan ini menjadi indikasi bahwa eksistensi alumni Annuqayah begitu memiliki persatuan dalam membangun sinergitas visi dan misi pondok,” demikian di antara sambutan Kiai Naqib.
Sebelumnya, atas nama panitia Haul, Jazuli Muthar, menyampaikan rasa kagum yang luar biasa atas antusiasme para alumni untuk hadir di acara ini. “Terima kasih atas kehadiran para alumni, semoga menjadi motivasi untuk semakin memperkuat dan mempererat kebersamaan.”
Selanjutnya, haul diawali dengan pembacaan tahlil. Dalam acara ini dipimpin oleh K. Halimi Ishom. Pembacaan tahlil ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh KH. Muhsin Amir.
Seminar Nasional
Selanjutnya adalah pelaksanaan Seminar Nasional. Dalam hal ini, semula keynote speaker sedianya disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khafifah Indar Parawansa. Tetapi karena satu dan lain hal, Beliau tidak bisa datang di acara ini. Maka kemudian Gubernur Jatim mewakilkannya kepada Staf Ahli, Hendra Gunawan. Beliau menyampaikan bahwa PP Annuqayah telah menjadi inspirator dalam pembangunan masyarakat dan agama di Indonesia.
“Semoga kegiatan Haul dan Seminar Nasional memberikan nilai manfaat dalam kehidupan,” demikian menurut Gunawan yang kemudian ditutup dengan peresmian acara ini.
Selanjutnya adalah acara Seminar Nasional. Pada kesempatan ini pembicara pertama adalah KH. Muhammad Shalahuddin, Pengasuh PP Annuqayah, yang memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan misi pondok pesantren tersebut.
“Sewajarnya, seorang santri harus membawa paradigma yang solutif, kalau dalam bahasa pkndok; dakwah bil hal. Yaitu tindakan realitas di masyarakat yang membawa kepada kemaslahatan,” demikian Kiai Mamak, demikian Beliau biasa dipanggil, di antara materi yang disampaikan.
Selain hal tersebut, Kiai Mamak juga menjelaskan bahwa keberadaan pesantren (baca: Annuqayah) harus menjadi episentrum kebangkitan sosial kemasyarakatan. Karena dengan demikian eksistensi pesantren menjadi nyata dan memberikan kebaikan bagi masyarakat luas.
H. Abdullah Azwar Anas, pemateri kedua, tokoh yang dikenal sebagai pejabat visioner, mantan Bupati Banyuwangi, sekarang Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), memberikan kuliah agama yang menginspirasi bagi semua peserta. Acara ini tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga pada peran Masyayikh Annuqayah dalam pengembangan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Masih menurut Andullah Azwar Anas, bahwa tantangan pesantren di era global adalah refolusi digital dan tantangan ketenagaan. Pada saat ini kita dihadapkan dengan kemajuan digital, maka kita harus bersiap untuk menjadi pelaku digital yang mampu memberikan kemaslahatan terhadap kehidupan. Sementara, tantangan ketenagaan saat ini sudah banyak aspek ketenagaan yang diganti dengan otomatisasi. Sehingga tenaga manusia semakin terpinggirkkan.
“Hal ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan untuk membangun paradigma kehidupan yang lebih baik dan semakin bijak.” Demikian di antara materi yang disampaikan oleh mantan Bupati Banyuwangi ini.
Haul Nasional Masyayikh Annuqayah dan Seminar Masional di Hotel Elmi Surabaya ini adalah momen yang mengesankan, di mana berbagai elemen masyarakat berkumpul untuk memperkuat tali silaturahmi dan meningkatkan pemahaman tentang peran pesantren dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Oleh karena itu momen ini harus dijadikan momentum agar ke depan eksistensi pesantren menjadi lebih baik dan semakin berkualitas.
Demikianlah acara Haul Masyayikh Annuqayah dan Seminar Nasional kali ini. Acara ini diakhiri dengan rapat konsolidasi untuk menentukan waktu dan tanggal Mubes (Musyawarah Besar) untuk membentuk pengurus IAA Pusat periode selanjutnya. Wallahu A’lam!
Hari ini saya kesulitan untuk submit tulisan, menu profil tidak muncul,,,