KABAR DARI RANTAU

98 kali dibaca

JERIT RANTAU

Aku mengutus mimpi ashabul kahfi
Dalam genggam tidur lain
Untuk perlihatkan jerit rantau
Seperti dengung kecil kancil yang terpanah jantungnya

Advertisements

Membuatku, tak ingin keluar kamar
Merekam memar dinding
Penuh garis-garis retak peta
Yang patah ditumpulkan pisau waktu

Maka, pulang ke dekap ibu
Adalah cara menyulang rindu
Menguatkan kembali beton-beton harapan
Yang tak dapat disanggal pawana topan .

Yogyakarta, Januari 2024.

CAFEE TUA BASA-BASI

cafee tua basa-basi itu
Telah menyelamatkan kesepianmu saban malam
Yang senantiasa bersulang sajak pada lembar kosong
Memberi titi mangsa terakhir
Sebagai tempat keramat puisimu mengudara

Cafee tua basa-basi itu
Eratkan kalimat yang tersimpan pada menu pesanan
Pilihlah sesuka hatimu
Di antara manis-pahit atau panas-dingin
Yang pantas dinikmati cuaca

Kemudian, waktu paling tepat ialah berjalan ke masa lalu
Melihat pemakaman bersimbah bunga-bunga
Mawar yang telah berubah warna hitam kenangan

Hingga kita mencari bahasa pukau
Untuk menafsir cuaca lampau
Jalan yang terlalu amis hujan
Kesedihan ada untuk mengepung
Bahkan di mana-mana aku berada.

Basa-basi, Januari 2024.

KABAR DARI RANTAU

I
Salam dari rantauku yang pucat, Mak
Bagaimana keadaannya sekarang?
Masihkah dalam perang panjang musim setelah enam bulan rerumputan dalam kesedihan
Atau dapur yang hampir ambruk itu
Telah runtuh menjadi buah bibir tetangga

II
Subuh apalagi yang mesti kau tenuni doa
Seperti menyirami tembakau
Di bawah baskara dini pagi
Yang ketika pulang punggungmu merunduk seperti kuning pagi
Yang makin hari tabah mengajari melewati bentuk-bentuk nyeri

III

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan