Karomah Mbah Kholil (4): Mengepung Seekor Macan

256 views

Kisah ini diceritakan oleh KH Wahab Hasbullah yang mengalami sendiri seperti apa kekeramatan (kejunelan) dari Mbah Kholil. Kiai Wahab yang termasuk pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, mengungkapkan pengalamannya sendiri ketika ingin mondok di pesantren yang diasuh oleh Mbah Kholil. Dengan berbekal semangat yang besar, Wahab muda berangkat menuju pesantren Mbah Kholil.

Namun di dalam pesantren sendiri, selama tiga pekan sebelum Kiai Wahab Hasbullah tiba, Mbah Kholil mengumpulkan seluruh santri dan mengabarkan akan ada macan yang akan masuk ke area pesantren. Mendengar berita tersebut, para santri pun bersiap-siap dengan berbagai senjata (gagaman, Madura) untuk menghalau atau bahkan membunuh macan tersebut. Kebetulan sekali, area pesantren Mbah Kholil dekat dengan perhutanan, sehingga dimungkinkan ada macan yang datang dari arah hutan tersebut.

Advertisements

Memasuki pekan ketiga dari pemberitahuan itu, datanglah seorang pemuda, kurus dan tidak terlalu tinggi. Pemuda itu membawa sebuah koper. Melihat pemuda yang datang, kemudian Mbah Kholil berteriak kepada para santri, “Ini macannya sudah datang. Ayo, kepung… kepung…,” terikah Mbah Kholil.

Teriakan Mbah Kholil kontan saja membuat para santri datang dengan membawa berbagai senjata, seperti pedang, parang, pisau, tombak, dan lain sebagainya. Tentu saja, melihat puluhan santri berdatangan membawa berbagai senjata, pemuda pembawa koper tersebut sangat ketakutan dengan muka pucat. Ia langsung kabur untuk menyalamatkan diri.

Namun, karena tekat dan semangat yang kuat untuk belajar, Wahab muda datang lagi ke area pesantren. Hal yang sama berulang lagi. Ia diteriaki macan oleh Mbah Kholil. Para santri berdatangan lagi dengan membawa senjata tajam. Wahab muda yang ketakutan lalu bersembunyi di musala pesantren, di bawah kentungan. Dalam persembunyiannya ia pun tertidur.

Saat itulah, ia dibangunkan oleh Mbah Kholil dan dimarahi dengan semarah-marahnya. Tanpa sebab, tanpa alasan yang benar. Dan itu merupakan bagian dari karomah Mbah Kholil. Meski dimarahi oleh Mbah Kholil, akhirnya Kiai Wahab diajak ke dalam rumah Mbah Kholil. Sejak saat itu Kiai Wahab Hasbullah resmi menjadi murid kesayangan Mbah Kholil.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan