KEMARAU DI TUBUHKU
Di tubuhku duniawi telah menumbuhkan cabang
Sedangkan iman di hati mulai layu
Daunnya kuning, bunga-bunga mulai jatuh
Akarnya mulai tak kuat menahan euforia
Musim kering membuat nelangsa
Jiwa berusaha kuat
Menahan akar iman agar tak mati
Kusirami dengan air mata
Di saat doa-doa mengembara
Meski dunia kian subur bertunas
Aku kian keras menahan segala yang fana
Mempertahankan tunas takwa
Berpegang pada lima rukun islam
Juga keyakinan enam rukun iman
Riau, 2021.
CINTA YANG NYATA
Nafsu berakar
Melilit cinta dunia
Tumbuh rimbun
Menutup pada mata cinta
Ke pada maha sempurna
Aku buta
Meraba-raba
Sebuah keharibaan
Di tengah belantara
Aku tersesat
Menuju jalan
Di mana ketakwaan bermukim
Aku jatuh
Di antara buah dosa yang luruh
Aku kumal dan kumuh
Terjebak dalam cela yang membunuh
Kemudian tangan Tuhan
Membimbingku pulang
Pada rumahnya paling aman
Serta cinta paling nyata
Riau, 2021.
DI DALAM PUISIKU
Tak kau temukan aku yang sebenarnya dalam puisi ini
Aku hanyalah hamba yang menulis mukjizat Tuhan
Telah dititipkan dalam ragaku
Aku bukanlah seorang yang bijaksana seperti kata-kataku
Itu hanyalah kekuasaan Tuhan yang diberikan
Sedangkan aku hanyalah insan biasa
Jika tiada ruhku, maka hanya jasad tersisa
Akan busuk dimakan cacing dan belatung
Segala keindahan di tubuh akan lenyap
Kemudian kata-kataku hanyalah milik Tuhan semata
Riau, 2021.
SEMUA ADALAH CINTA
Setiap ciptaan Tuhan adalah cinta yang sebenarnya
Tiada kebencian yang bermuara
Sebab segala kepedihan juga menuju cinta
Untuk mencapai ladang cinta
Hingga puncak cinta berumah cinta
Di keharibaan Tuhan lillahi Ta,ala
Riau, 2021.