KERRONG UNTUK EMAK

44 views

KERRONG UNTUK EMAK

kangen melengking bertubi-tubi
pada wanita yang sejak dulu menjamah sekujur hati
sama-sama menggelar kisah di tempat berbeda
dari tawa sampai berpinggan-pinggan luka

Advertisements

kau masih puisi yang ingin kuselesaikan
lalu direkahkan menjelma pujian
tentang wajah yang tak pernah larut dalam letih
sampai raga yang masih asing dari rintih

mak, Tuhan adalah tempat doaku berkabung
sedang dirimu adalah rindu yang berpalung
begitu terjal sampai ke dasar dada
hingga tak ada kata yang bisa menyentuhnya

berulang-ulang tangis menjadi sungai musim
secara bergantian basah dan mengering
namun wajah dan suaramu tetap menguning
mengundang temu yang sejak lama kuingin

Pamekasan, 12, 12, 21.

SECAWAN MAAF

segala lekuk dan garis kupandang dalam sendu
berbagai warna tertata, begitu rapi mengitari wajahmu
maksudku bukan warna merah, hijau, ataupun biru
namun kisah-kisah yang sudah digelar oleh waktu

maaf, jika tangis bayi mungilmu dulu
kini menciptakan sakit dalam hatimu
aku adalah tawanan, dari salah yang kaumaafkan
aku pecundang, dari angkuh yang kauredam

bahkan, hujan dari beribu tahun
tak pernah benar-benar membasuh luka yang kucipta
kau membasuh sendiri perihmu dari tulus
dari ikhlas yang tak pernah pupus

Pamekasan, 12, 12, 21.

BERTAHAJUD DI MATAMU

tiap malam, hening memeluk doa
menuju rasa yang dibekam airmata
sementara matamu yang purnama
menjadi sajadah paling sempurna

doaku lahir dari gigil kesunyian
mendekap harap yang kurapal tenang
sejak iftitah sampai salam kedua
binar matamu merekah mantra-mantra

malam sembab dihujani sesal
istighfar mengalun wangi.

ilustrasi: karya hareanto.

Tinggalkan Balasan