Kiai As’ad Syamsul Arifin, Pembawa Isyarat Berdirinya NU

151 views

Nahdlatul Ulama atau NU adalah salah satu ormas keagamaan terbesar bukan hanya di Indonesia, bahkan di dunia. Hal ini tak hanya dibuktikan dengan jumlah anggotanya yang mencapai lebih dari 80 juta jiwa, tapi juga banyaknya cabang istimewa NU yang tersebar hampir di seluruh dunia. Terbilang ada 34 cabang istimewa NU, seperti di Belanda, Belgia, Jerman, dan lain-lain.

NU sendiri berdiri pada tanggal 31 Januari 1926. Sesuai dengan namanya, NU banyak sekali melibatkan para kiai atau ulama dalam proses pendiriannya. Salah satu ulama yang memiliki peranan yang amat signifikan adalah KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo.

Advertisements

Biografi Kiai As’ad

Kiai As’ad merupakan pendiri dan pengasuh kedua Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. Beliau lahir di tanah suci Makkah pada tahun 1897 buah cinta dari KHR Syamsul Arifin dan Nyai HJ Siti Maimunah. Saat genap berusia enam tahun, beliau dibawa pulang ke tanah asalnya, yaitu Pondok Kembang Kuning, Pamekasan, Madura.

Rihlah keilmuannya pertama kali diperoleh dari ayahnya, Kiai Syamsul Arifin. Pada usia remaja, As’ad muda dipondokkan ke Pondok Pesantren Banyuanyar Pamekasan. Kurang lebih tiga tahun menimba ilmu di sana, ia melanjutkan perjalanan keilmuannya ke Madrasah Shaulatiyah Makkah yang mayoritas pelajarnya berasal dari Melayu.

Di sana, Asad belajar di bawah asuhan ulama-ulama besar di zamannya, seperti Sayyid Abbas Bin Abdul Aziz (kakek dari Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki), Syekh Muhammad Amin Al-Quthbi, termasuk juga kepada salah seorang guru yang berasal dari Yogyakarta, yakni Syekh Bakir.

Kemudian beliau kembali ke tanah air untuk menimba ilmu kembali kepada Syaikhona Kholil di Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan, Madura. Diceritakan bahwa semasa mondok di sana, beliau justru tidak pernah diperintahkan oleh sang maha guru untuk belajar, berbeda dengan para santri lainnya. Beliau justru diperintah untuk membangun pondok.

Di pesantren inilah beliau mendapatkan pengalaman yang sangat sulit dilupakan, yakni menjadi mediator atau pembawa pesan dalam sejarah berdirinya NU.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan