KOPI DAN SENJA
Untuk: Nenek Chamnah
Aku ingin hidup sebagai senja
pengiring lagu ninabobo
bagi tidur panjangmu
Atau barangkali sebagai kopi
yang sempat kau teguk
sebelum bibirmu
mengecup sunyi panjang
di pembaringan
Tapi senja dan kopi,
memukul-mukul jantungku yang pucat,
melipat kedua lenganmu begitu hangat
Matamu
tempat pertanyaanku berkelana
sudah tertutup rapat
Dan dari sekujur kebayamu yang beku,
kulihat kedai-kedai sejarah,
di sana buku kecilku menyalakan semua ceritanya.
Malang, 2022.
TIADA LARA MENEPI, TIADA TANGAN YANG SEMBUNYI
Adakah yang lebih lara
Dari sekujur kota yang bersimbah darah
usai keadilan terampas sempurna
Dari senyum mereka yang luruh
Aku termangu, nurani menyalang
Harapan-harapan terhunus,
di pistol senapan.
Dan tiada lara menepi
Tiada tangan jua yang sembunyi
dari kebiadaban
yang menjarah bumi
Malang, 2022.
KEBUN MELATI
Tahun ini,
buah dada melati
Tumpah ruah
bagai hujan melimpah
di pekarangan rumah
Lalu dijahit
menggelantung di pintu-pintu
dan jendela yang terbuka
jelujur benang
menelusur
jiwa-jiwa basah
ingatan
Harum magis kelopak
merekam gemuruh dada
dan pasrah
tertatih menabur doa
di tanah merah
Hati berkuntum
Menanam air mata
mengenang kasih
dari kelopak melati
yang bersembunyi
di lipatan kebaya putih.
Malang, 2021.
SELAMAT PAGI
Kepada pagi…
Kau titipkan terik
di sepasang mata
Masa silam luruh
oleh siul lagu merdu
Kepada pagi….
Kau kecup tangkai doa
di buah bibirnya
Meneguk madu dari
kelopak harapmu
Kepada pagi…
Terang cahaya menghanyutkan letih
Kasih embun menyejukkan sepi
Punggung tangan ibu mengalirkan rintih
Bahkan kau lupa
hatimu tak lagi kelabu
Saat berucap selamat pagi.
Malang, 2022.
SEPIRING TAHU CAMPUR
Ibu mengiris daging sapi,
ada tahu goreng,
taoge segar, perkedel, tiga lembar selada.
yang mengambang dalam kuah petis.
Mulutku membuncah,
hatiku basah.
Di luar hujan deras,
menelan hatiku.
Ibu menjinjing tas,
menerobos guyurannya.
Ke mana tanyaku,
“Belajar resep baru” bisiknya.
Hari melamban
hati gelisah,
sebulan, setahun,
tak siapapun di muka pintu,
mengantar kabar ibu
Di dapur, aku mencoba resep,
tanganku lincah, membubuhi bumbunya.
bagai tangan ibu
yang berputar, mengaduk
seperti seorang penari.
Di ruang makan, wajah ibu memanggil.
Memberi gelas,
berisi kenangan dan rindunya,
yang menyala-nyala,
tanpa bisa padam.
hingga waktu
menepis jaraknya.
Malang, 2021.
ilustrasi: shopee.