Korupsi, Religiusitas, dan Mistis-Mitologis

71 views

Dilansir dari sebuah survei yang bertajuk “The Global God Divide”, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara paling religius dengan angka 96 persen. Namun, apabila tingkat kereligiusan tadi disandingkan dengan jumlah angka korupsi, Indonesia juga terbilang sangat tinggi. Seolah-olah survei tersebut ingin mengatakan bahwa religiusitas suatu negara tidak menjamin hilangnya perbuatan korupsi.Padahal, Islam jelas-jelas melarang perilaku korup.

Dalam agama Islam diajarkan bahwa korupsi itu jelas-jelas perbuatan yang dilarang, karena mudlarat yang ditimbulkan sangatlah besar. Ironisnya, kebenaran ajaran agama Islam yang idealnya mampu menjauhkan umat Islam dari perbuatan tercela seperti korupsi, yang terjadi justru malah sebaliknya.

Advertisements

Pertanyaannya, apakah  masyarakat Indonesia benar-benar religius dalam pemahaman yang sesungguhnya? Lalu, apakah ajaran agama Islam sudah benar-benar diterapkan di Indonesia?

Islam yang Dipahami Masyarakat Indonesia

Ajaran agama Islam yang dipahami oleh masyarakat Indonesia bisa dikatakan sangat jauh dari kata sempurna. Mayoritas masyarakat Indonesia memahami Islam hanya sebatas agama yang mengatur ritual ibadah. Padahal tidak demikian. Lebih luas dari itu, agama Islam juga mengatur seluruh lini kehidupan.

Di dalam buku The Venture of Islam, Marshall Hodgson pernah mengatakan bahwa ajaran Nabi, yakni Islam, pada esensinya bersifat kota (urban) secara radikal. Ini menandakan bahwa Islam tidak mementingkan hubungan manusia kepada Tuhan an sich. Akan tetapi, Islam juga mementingkan urusan antarmanusia. Mustahil Islam tersebar hingga seluruh dunia apabila ajaran yang ada di dalamnya sekadar ibadah ritual layaknya agama-agama paganisme dahulu.

Tidak hanya itu, Islam sebagai agama satu-satunya yang bersifat amythical dan anti-sacramentalism— agama yang sangat anti pelukisan atau penggambaran objek-objek kepercayaan seperti Tuhan, malaikat, surga, neraka, setan, bahkan para nabi— dicampuradukkan dengan cara berpikir mistis mitologis ala agama Hindu dan Buddha.

Saat ini, cara berpikir tersebut masih sangat kental, terutama bagi masyarakat Jawa yang berada di perdesaan. Mereka memiliki anggapan tentang pengobatan, menjadi orang pintar, dan menjadi orang sakti dengan cara-cara yang menyusahkan dan sangat tidak masuk akal, padahal agama Islam sangat memudahkan dan mengajarkan kepada para penganutnya untuk berpikir rasional. Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang masih percaya dengan anggapan-anggapan tadi dengan alasan mengikuti jejak nenek moyangnya. Alasannya serupa dengan alasan kaum Nabi Ibrahim yang diajak berpikir rasional oleh nabinya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan