Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, seperti halnya pondok-pondok pesantren lainnya di berbagai daerah di Nusantara, telah memulai kembali pembelajarannya sejak Juni 2020 dalam suasana pandemi Covid-19. Salah satu tahapannya adalah, sebelum kembali ke pondok, seluruh santri harus sudah melaksanakan isolasi mandiri di kediaman masing-masing.
Khusus untuk Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, sejak 4 Juni 2020 para santri sudah dianjurkan untuk isolasi di rumah secara mandiri selama 14 hari sebelum bertahap kembali ke pondok. Dari total 28 ribu santri, sebanyak 10 persen pada tahap pertama akan mulai kembali ke pondok. Kurang lebih 2.500 santri dari Kediri, Jombang, Nganjuk, dan Trenggalek akan kembali ke Pondok Pesantren Lirboyo. Saat para santri kembali ke pesantren, para santri diwajibkan membawa surat keterangan sehat, dicek suhu badannya, dan disemprot disinfektan barang bawaannya.
Setelah melewati tahap tersebut, para santri tidak diperkenankan langsung masuk ke asrama pesantren. Ketika nanti datang ke pesantren, santri-santri akan menjalani rapid test dan isolasi di ruangan yang sudah dipersiapkan. Pondok Pesantren Lirboyo Kediri menyiapkan asrama khusus bagi para santri yang baru kembali untuk melakukan isolasi selama 14 hari. Di asrama khusus ini pihak pesantren tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mewajibkan memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak fisik, tidak boleh dikunjungi oleh pihak keluarga, dan harus tetap berada di lingkungan pesantren .
Pihak pondok pesantren memastikan komunikasi akan terus terjalin dengan Gugus Tugas Kabupaten Kediri terkait keputusan membuka kembali pesantren. Tak hanya itu, sosialisasi pembukaan pesantren dengan kebiasaan baru juga terus dilakukan kepada tenaga pendidik, santri, dan orang tua santri. Pondok pesantren juga berkoordinasi dengan para guru, tenaga kependidikan, dan santri untuk terus diberikan penjelasan tentang protokol kesahatan pencegahan Covid-19
Dilema Siswa-Santri
Pembelajaran di sekolah atau madrasah yang siswanya merupakan santri pondok pesantren ini akan menjadi dilema. Dilema itu terjadi karena mayoritas siswa madrasah pondok pesantren itu bermukim di asrama pondok. Pondok pesantren tradisional mayoritas memiliki aturan santri tidak boleh membawa gawai, laptop, dan sejenisnya. Faktor penyebab dilarangnya santri membawa gawai di pondok pesantren karena banyaknya mudarat daripada manfaatnya. Mudaratnya antara lain, kegiatan pembelajaran terganggu, terpancing melihat tanyangan negatif, orang tua terbebani dengan pulsa/paket data, dan ketagihan game/medsos.