Kriminalisasi Guru, Sistem Boarding School, dan Pesantren

10 views

Dalam sebuah pengantar buku karangan Pierre Riche mengenai sejarah pendidikan di Barat abad pertengahan, Education and Culture in Barbarian West (Sixth through Eight Centuries), Richard Eugene Sullivan, seorang sejarawan Amerika Serikat, mengungkapkan betapa pentingnya sebuah pendidikan. Menurutnya, kelangsungan peradaban bergantung kepada kualitas dan karakter yang dihasilkan oleh pendidikan tersebut.

Ungkapan tersebut masih selaras dengan keadaan hari ini. Guru atau tenaga pendidik memainkan peran penting sebagai pionir pembangunan masa depan sebuah peradaban.

Advertisements

Belakangan ini, dunia maya disesaki oleh pemberitaan terkait profesi guru sehingga melupakan sejenak kelesuan daya beli yang sedang melanda netizen Indonesia. Trending tersebut bukan karena adanya keputusan pemerintah untuk menaikkan gaji sebagai respon terhadap kesejahteraan guru, atau pun prestasi internasional oleh seorang murid yang dididik melalui fasilitas ala kadarnya oleh seorang guru di pelosok desa. Namun, insiden perseteruan antara guru dan wali murid yang telah menyita jari-jemari netizen pada akhir-akhir ini.

Kasus guru olah raga di Wonosobo, guru honorer di Konawe, dan guru agama di Towea menjelaskan adanya gap dalam sistem pendidikan kita. Sistem pendidikan kita belum mampu menjamin penerapan nilai kepemimpinan ing madya mangun karsa sebagaimana gagasan Ki Hajar Dewantara.

Dari ketiga kasus yang terjadi dalam lingkup sistem sekolah day school, dapat menyiratkan bahwa implementasi ing madya mangun karsa harus memiliki fundamental basis dari boarding school.

Dengan boarding school, segala gerak-tingkah laku guru dapat menjadi contoh ekslusif kepada murid. Dengan begitu akan terbentuk rasa penghormatan murid terhadap guru yang ditandai dengan melakukan apa yang telah dicontohkan oleh guru.

Oleh karena itu, adagium Hormati Guru, Sayangi Teman menjadi sangat mungkin diterapkan dalam lingkup sistem sekolah boarding school. Di lain sisi, peribahasa Murid Kencing Berdiri, Guru Kencing Berlari dapat digunakan sebagai katalisator wali murid untuk memberikan penilaian atas segala tindakan pengajaran yang diberikan oleh guru kepada murid.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan