Kuliah Umum Budaya K-Pop di UIN Jakarta

204 kali dibaca

Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang paling banyak membicarakan K-pop. Produk hiburan dari Negeri Ginseng ini memang banyak digandrungi masyarakat dunia, termasuk Indonesia, dan berdampak pada lanskap bisnis global.

Kuliah umum ini menghadirkan narasumber DR Lee Jee Young, dosen dari Faculty of Arts and Design, University of Canberra. Kuliah umum dilaksanakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) bekerja sama dengan University of Canberra. Acara dilaksanakan di Teater Prof. Mahmud Yunus FITK UIN Jakarta.

Advertisements

Kuliah umum ini mengangkat topik tentang K-pop (Korean pop atau Pop Korea) yang dampaknya begitu dinamis terhadap khalayak global yang fokus pada distribusi konten budaya Korea secara transnasional.

Dalam kuliah umum ini, Lee Jee Young secara khusus mengupas soal bagaimana awal mula K-pop muncul, sejarahnya, hingga dampaknya pada lanskap ekonomi dan budaya saat ini.

Menurutnya, K-pop telah menjadi salah satu topik yang ramai dibahas di Twitter (saat ini X). Terdapat yakni 7,5 miliar cuitan di X yang berkaitan dengan K-pop selama Juli 2020-Juni 2021. Ditegaskannya, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang paling banyak membicarakan K-pop sekaligus negara dengan penggemar K-pop terbanyak di Twitter.

Diketahui pula, ARMY, penggemar dari boy group BTS, tercatat pernah mengumpulkan dana $1 juta untuk kampanye #MatchAMillion sebagai dukungan kepada gerakan Black Lives Matter. Di Indonesia, diketahui ada enam belas komunitas penggemar K-pop yang melakukan pengumpulan dana untuk membantu bencana alam di berbagai daerah.

Dengan begitu, penggemar K-pop pada era saat ini, tidak hanya sebagai konsumen pasif produk dan budaya Korea Selatan ini, melainkan turut serta dalam pembentukan budaya partisipatif di ranah digital dengan turut aktif dalam menanggapi isu sosial.

Hal ini terlihat dari aktivitas digital para penggemar K-Pop. Mereka terlibat secara aktif dalam mengorganisasi beberapa kampanye dengan tema sosial, lingkungan, hingga pendidikan.

Rosida Erowati, M.Hum., dosen sastra di Prodi PBSI, turut menjadi pemantik dalam kuliah umum ini. Bu Ros–sapaan akrabnya–, membahas bagaimana penggemar K-pop yang berpartisipasi dalam sastra digital (Fan Fiction), yakni platform Wattpad yang di dalamnya juga memuat novel dengan nama-nama tokoh yang dibuat sama dengan nama personel dari boy group K-Pop, BTS salah satunya.

Contohnya yakni novel berjudul “The Byeontae, Creepy” yang ditulis oleh KarinDii pada tahun 2016 hingga akhirnya dipublikasikan secara cetak pada tahun 2018. Novel ini mengambil nama personel BTS, yakni Jung Kook sebagai tokoh utama, sedangkan Taehyung, Jimin, menjadi tokoh pendukung.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik FITK, Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., menyambut baik Prodi PBSI dan PBI yang telah berupaya menyelenggarakan kuliah umum ini.

Ia berharap, kegiatan ini dapat memberikan banyak pengetahuan, ilmu, dan pengalaman yang bersumber langsung dari narasumber yang memang meneliti isu yang akan dibicarakan, yakni K-pop dan bagaimana pengaruhnya terhadap isu budaya dan ekonomi di dunia, khususnya Indonesia.

(Selvia Parwati Putri).

Multi-Page

Tinggalkan Balasan