LELAKI PEMETIK MATAHARI
1/
Barangkali ayah itu serupa api, ia harus rela membakar inginnya
Seluruh impian harus mengorbankan dirinya menjadi abu
Untuk mematangkan harapan anak-anaknya
2/
Di rimba sana
Telah jauh langkah menaruh nyeri
Di dalam diri
Kesakitan hanyalah gigitan serangga
Kegigihan menutupi sakit menjalar
3/
Ayah pulang membawa matahari
Lalu meletakkan di dada mereka
Untuk menumbuhkan seluruh harapan
Meski surya di dadanya telah redup
Riau, 2021.
TANAHKU YANG BASAH
Di tanah ini
Telah kualirkan seribu kisah
Yang mengalir
Seperti sungai Indragiri hilir
Membasuh kesedihan yang tergelincir
Sungai yang mengalir
Adalah kehidupan yang bergulir
Mengairi seribu dermaga cita-cita
Berbunga di tanah melayu nusantara
Elok nian sungainya
Batang nipah bertumbuh benih
Pohon bakau merambah memukau
Akarnya menembus tanah gembur
Segembur harapan yang kian menusuk kemustahilan
Bila tanah ini retak
Air mata gugur menghujani
Tangan tinggi mengangkasa
Hujan turun berkat rahmat Ilahi
Riau, 2021.
PADA WAJAH KOTAKU DAHULU
Sungai kami memang tak jernih
Airnya keruh
Tapi budi di badan bersih
Bening seperti embun
Pembelajaran hidup
Telah ditenun dengan bijak
Kami dibumbui dengan etika
Dielokkan dengan sikap bijaksana
Doa-doa ditadah seelok kata
Merayu Tuhan Lillahi Ta’ala
Syukur kami sambut menyambut
Tanah gambut rakyat makmur
Seribu jembatan menyatukan harapan
Dari jalan yang sempat tak bersua
Sampan kelotok berderu
Menuju muara sungai
Menepi ke tujuan tertuju
Bila petang telah tiba
Jelaga semerah delima
Malam pekat tanpa surya
Sunyi jua menelisik jiwa
Jangkrik telah bernada
Di ujung wadah di basuh
Aku menengadah tangan
Ke angkasa bersinar bulan
Berdoa akan kemakmuran jiwa
Serta tanah daku tercinta
Riau, 2021.
ilustrasi: idn times.