KAMIS SORE MENJELANG MAGRIB
Senja sudah makin menua
Sebentar lagi gelap akan menyapa
Sedang dalam pelukan tanah
Penduduk barzakh mulai bersiap
Menuju rumahnya masing-masing
Menjemput bekal Fatihah dan Ya-Sen.
Selepas kumandang azan
Mereka sudah lama bertamu
-melepas rindu
Lalu mereka mengeluarkan bakul
Secara perlahan
-tak ada yang tahu
Berharap diisi oleh anak-cucunya
-sepenuh-penuhnya
Ketika itu tak ada yang dipinta
Selain harapan pada anak-cucunya
-harta tak ada gunanya
Adapun sebaris doa
Melebihi dunia dan isinya.
Setiap kamis sore menjelang magrib
Penduduk barzakh akan terus mengulanginya
Lalu selepas subuh
Mereka kembali ke pelukan tanah
Dengan bakul yang penuh
-mereka gembira
Ada juga yang hanya tersenyum hampa
-anak-cucunya sudah lupa.
Payudan dung-dang,2021
KUSEBUT MEREKA PEMUDA
Matanya adalah nyala api
Napasnya mampu menandingi desing peluru
Everest terlalu kecil bagi tekadnya
Tembok cina pun masih terlampau pendek
Ketimbang langkahnya
Tak ada penghalang bagi mereka
Sebab mereka adalah harapan bangsa
Maka dari itu
Kusebut mereka pemuda.
Payudan dung-dang,2021
SENYUM DALAM BINAR REMBULAN
Jika kau gelisah
Tataplah rembulan
Dengan khusyuk
Akan kau temukan
Senyum yang begitu ranum.
Pernahkah kau tahu
Senyum itu milik siapa?
Itulah senyum milikmu
Diantarkan Tuhan
Lewat sayap malaikat
Lalu tersemat pada binar rembulan
Sampang,2021
RITUAL SEBELUM NGOPI
Sebelum aku mulai meminum kopi ini
Izinkan terlebih dahulu aku menyesap bibirmu
Karena manis gula tak cukup mampu
Untuk menghilangkan pahit di sekujur tubuhku
Akan aku resapi basah liurmu